Bersepeda ala Indika Energy Group

Sudahkah Anda mengunggah foto saat bersepeda di akhir pekan pada akun media sosial pribadi? Tren bersepeda akhir-akhir ini memang sedang kembali menanjak.

Situasi pandemi mensyaratkan kita untuk terus sehat. Belum banyak dibukanya fasilitas hiburan seperti mall dan bioskop, serta mengurangi penggunaan transportasi masal untuk menghindari kerumunan, membuat lalu lalang pengguna sepeda di jalanan kota-kota besar, menjadi pemandangan yang sering ditemui belakangan ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menyarankan bersepeda untuk aktivitas fisik selama pandemi. Menurut WHO, bersepeda juga merupakan salah satu cara paling aman untuk bepergian selama pandemi.

Kegiatan bersepeda semakin nyaman dan menjadi pilihan berkat berbagai dukungan pihak lain. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta misalnya, mengutamakan transportasi sepeda serta berjalan kaki terkait mobilitas penduduk saat PSBB transisi. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mengatur perihal fasilitas bagi pesepeda.

Mengutip iNews, Pemprov DKI Jakarta mewajibkan perkantoran dan pusat perbelanjaan menyediakan parkir khusus sepeda. Jalur untuk sepeda juga diperbanyak dan diberikan jembatan sementara sehingga pesepeda bisa lebih nyaman dan aman melakukan aktivitasnya.

Tren “kembali bersepeda” ini di masa pandemi ini pun disambut baik di kalangan Indika Energy Group. Irwan Setiawan dari IIR misalnya, mulai bersepeda sejak enam bulan yang lalu. Baginya, bersepeda menjadi pilihan cukup aman dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. “Bersepeda dapat dilakukan secara individual dan jadi aktivitas yang fun,” ungkapnya.

Senada dengan Irwan, Parma Tessa dari Indika Energy melihat tren ini sebagai sesuatu yang positif asalkan tetap mengikuti aturan lalu lintas. Belakangan, Tessa kerap bersepeda bersama rekan Indika Energy lain di setiap akhir pekan. “Biasanya bersepeda di tempat yang tidak ramai. Kalau berkelompok, paling banyak berlima, tidak dalam grup besar,” jelasnya.

Pendapat yang sedikit berbeda datang dari Ariansyah Rahmandita Lubis yang bekerja di Kideco. Menurutnya tren bersepeda saat ini hanya bersifat “latah” sehingga kemungkinan akan berlangsung sesaat.  “Sementara pesepeda sejati akan tetap melakukan aktivitasnya ketika tren ini surut nantinya,” ujar Ariansyah yang sudah rutin bersepeda ketika kuliah di Yogyakarta pada 2005.

Yang harus diperhatikan dari aktivitas bersepeda saat ini adalah kiat agar tetap aman meski di tengah pandemi.

Apa pun pendapat yang berkembang, tentu yang harus diperhatikan dari aktivitas bersepeda saat ini adalah mempunyai kiat agar tetap aman meski di tengah pandemi. Tessa menyebut tetap memakai masker ketika sedang berhenti di lampu merah, atau saat berdekatan dengan pengendara atau orang orang lain, tetap membawa tisu basah dan hand sanitizer sehingga kebersihan tangan relatif terjaga kebersihannya.

Ariansyah sendiri berupaya untuk tidak berkerumun dan termasuk tipe pesepeda yang tidak “nongkrong” di sebuah tempat, segera pulang jika target bersepeda telah tercapai. Sementara Irwan mengingatkan setelah tiba di rumah, segera mandi menggunakan sabun dan air mengalir.

Sesuai tujuannya, dengan bersepeda diharapkan dapat menjaga badan tetap sehat, bukan untuk sekedar nongkrong atau istilah kerennya ‘demi konten’. Jikapun hendak menggugah foto bersepeda tentunya tidak masalah – karena melalui foto, kita bisa turut mengingatkan rekan lainnya untuk tetap berolahraga. Namun pilihlah foto yang bijak misalnya terkait keseruan bersepeda, info rute yang aman dan tidak ramai ataupun tips keamanan bersepeda. Dan yang pasti, foto harus mencerminkan protokol kesehatan ya!

Jika Anda kemudian menjadi tertarik untuk membeli sepeda, Irwan menyarankan untuk memilih sepeda sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. “Jika ingin kecepatan di jalan raya, maka jenis road bike yang paling cocok, atau ingin menjelajahi off road maka jenis mountain bike yang bisa dipilih, atau ingin bersepeda santai maka sepeda lipat dengan segala keringkasannya bisa dijadikan pilihan,” ungkapnya.

Sementara Ariansyah menyebut pentingnya “SNI” dan “ISO” dalam menyesuaikan budget dan jenis sepeda yang akan dibeli. Namun bukan Standar Nasional Indonesia atau International Organization for Standardization maksudnya, “Sudah Ngomong Istri dan Istri Sudah Oke,” ujarnya berkelakar.

Apapun olahraganya tetap harus menjaga protokol kesehatan yang ada. Karena kita sehat bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk orang-orang tersayang dan lingkungan sekitar kita.

Salam sehat dan happy gowes!