Tren Teknologi: Kekuatan DARQ

Oleh: Djati Adi Wicaksono, Xapiens Teknologi Indonesia
Perusahaan harus terus melihat kemungkinan transformasi teknologi terbaru, jika tidak ingin terdisrupsi. Inilah salah satu emerging technologies terbaru.

Teknologi informasi saat ini menjadi salah satu pilar penting dalam kompetisi bisnis. Lapisan strategis, taktis dan operasional dalam sebuah ekosistem bisnis harus memperhatikan aspek teknologi. Dalam konteks inilah kita banyak mendengar kata transformasi digital sehingga tidak terdisrupsi.

Lalu apa saja emerging technologies yang diprediksi akan menjadi tren kekuatan baru di dalam rangkaian tranformasi digital tersebut? Ini tentu menjadi relevan ditengah berbagai inisiatif yang dilakukan Indika Energy Group dalam mengimplementasikan teknologi 4.0 terkini.

Diambil dari paparan visi teknologi terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga riset teknologi Accenture, tren teknologi informasi ke depan akan mengandalkan pilar-pilar teknologi yang disebut “DARQ”.

Empat teknologi dengan simbol huruf D, A, R, dan Q yang menurut Accenture, masing-masing dapat menjawab peluang dan tantangan bisnis dalam melakukan diferensiasi baik produk dan layanan.

Distributed Ledgers

Sebuah “pencatatan terdistribusi”, atau populer dengan sebutan teknologi blockchain dan sering juga disebut Distributed Ledger Technology (DLT). Blockchain adalah gelombang teknologi dahsyat yang akan mengubah cara manusia berbisnis dan berkehidupan. Blockchain bukan hanya digunakan sebagai fondasi mata uang digital saja, tetapi kemampuannya mencatat seluruh proses digital secara super aman, menjadikannya dapat digunakan di berbagai sektor. Blockchain dapat dimanfaatkan dalam pencatatan kepemilikan tanah atau properti, transaksi saham, hingga proses perjanjian asuransi. Bahkan di Indonesia, blockchain sudah digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pada sektor energi sendiri, sebuah konsorsium termasuk perusahaan energi BP dan Royal Dutch Shell akan mengembangkan platform digital berbasis blockchain untuk perdagangan komoditas energi.

Artificial Intelligence (AI)

Kecerdasan buatan bukan hanya melulu dilambangkan dengan robot yang dapat meniru perilaku manusia. Di dunia bisnis, AI mulai memainkan peranan dalam melakukan optimasi proses bahkan mempengaruhi pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Robotic Processing Automation (RPA) adalah tool yang dapat menggantikan “hand-work” dari staf admin kantor, predictive maintenance system pada proses aset manajemen, hingga CCTV yang dapat mengidentifikasi wajah, gerakan, angka, bentuk dan obyek. Belanja AI dan teknologi kognitif dunia diprediksi meningkat 4x lipat mencapai $57.6 Miliar pada 2021 (IDC.com).

AI sendiri sudah mulai diadopsi di lingkungan Indika Energy, misalnya Tripatra yang sudah meng-implementasikan RPA di headoffice dan untuk kepentingan interfacing software, sementara Petrosea mengaplikasikan machine-learning (subset dari AI) pada sistem predictive maintenance-nya.

Extended Reality

Sejak pandemi kita semakin mengenal “contactless technology”, dunia yang minim sentuhan. Semua serba virtual. Extended reality (ER), terdiri dari 3 teknologi pengalaman dunia maya yaitu augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan mixed reality (MR). Contoh aplikasi yang menggunakan teknologi ini adalah sebuah aplikasi yang memberi ketenangan untuk mata ternak dengan teknologi VR, agar dapat memproduksi susu lebih banyak, atau membuat karyawan mendapat poin saat ada penugasan di lokasi tertentu dengan konsep gamification seperti AR-nya game Pokemon Go. Atau bahkan kombinasi keduanya untuk kebutuhan asistensi jarak jauh, hingga digital twin operations. Ini adalah gelombang teknologi XR yang diprediksi terus menjadi tren masa depan.

Indika Energy ke depan dapat mengaplikasikan teknologi ini di sektor engineering atau mining, misalnya kemampuan untuk mengoperasikan robot dari jarak jauh merupakan salah satu dari banyak tugas yang dimungkinkan oleh digital twins dan mixed reality.

Quantum

Last but not least, pilar ini sebenarnya menjelaskan bahwa teknologi quantum computing yang masih dalam pengembangan sudah nyata di depan mata. Komputer Kuantum adalah komputer yang menggunakan konsep fisika kuantum. Bila pada komputasi konvensional jumlah data dihitung dengan Bit, maka komputer kuantum menggunakan Qubit. Google dan IBM terdepan dalam pengembangan teknologi kuantum ini. Supremasi kuantum akan membolak-balik logika kecepatan pemrosesan tradisional. Google menyatakan bahwa sebuah prosesor kuantum 54 Qubits miliknya dapat memproses sebuah kalkulasi sampling dalam 3,5 menit, saat kalkulasi yang sama memerlukan waktu 10.000 tahun bila diproses oleh Summit OLCF-4, super komputer IBM tercepat yang dunia miliki saat ini.

Untuk mengadopsi pilar-pilar DARQ Power ini, Accenture telah menyediakan assessment framework bernama DARQ Power Decision Points, untuk melihat kesiapan dan relevansi sebuah enterprise dalam menggunakan rangkaian teknologi DARQ.

Sebagai catatan, SMAC yang tertulis di tabel adalah Social, Mobile, Analytics dan Cloud. Empat pilar teknologi yang dianggap sedang terjadi saat ini, dan kini semua bergerak maju ke arah DARQ.

Jadi coba cek, apakah sudah saatnya kita mengimplementasikan DARQ?