Pentingnya Komitmen Perusahaan untuk Mencapai Net-Zero Carbon Emissions

Upaya pencapaian net-zero carbon emissions selain membuat bumi jadi lebih hijau dan ramah bagi umat manusia, juga akan menjadikan perusahaan yang menjalankannya menjadi lebih kompetitif dan lebih atraktif di mata para investor.

Pandemi COVID-19 sudah hampir dua tahun berlangsung. Sejak kemunculan pertama kali di Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu, pandemi sudah menyebar ke hampir seluruh dunia. Hingga saat ini, lebih dari 185 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi dan 4 juta diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia sendiri dampak yang ditimbulkan pandemi juga sangat menantang, terlebih setelah varian Delta menyerang, korban meninggal harian tembus hingga seribu orang.

Dari segi ekonomi, pandemi juga berdampak signifikan. Hampir semua negara mengalami kontraksi ekonomi, target yang sudah dicanangkan sebelum pandemi menjadi sulit untuk dicapai. Tahun 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen dibandingkan tahun 2019, sedangkan di tahun 2021 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan berada di kisaran 4%.

Di sektor bisnis, pandemi mengubah berbagai hal. Banyak perusahaan yang mencatatkan kinerja negatif, sebagian diantaranya bahkan terpaksa harus gulung tikar. Naiknya kembali jumlah kasus dan pengetatan kembali pembatasan mobilitas dapat memperlambat laju pemulihan, terutama untuk sektor yang terkena dampak langsung seperti pariwisata, transportasi dan akomodasi.

Menyikapi pandemi yang berkepanjangan, perusahaan-perusahaan pun melakukan berbagai inovasi dan inisiatif, termasuk perubahan cara bekerja, operasional perusahaan, adopsi teknologi hingga isu terkait keamanan digital saat bekerja dari luar kantor.

Indika Energy juga melakukan serangkaian inovasi dalam menghadapi pandemi. Bukan hanya untuk bisa mempertahankan bisnis, namun juga untuk memastikan bahwa komitmen perusahaan dalam mencapai net-zero carbon emissions pada tahun 2050 tetap tercapai. Terkait komitmen net-zero carbon emissions ini, Indika Energy merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang pertama mendeklarasikan hal ini.

Komitmen perusahaan dalam mencapai net-zero carbon emissions pada tahun 2050. Indika Energy merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang pertama mendeklarasikan hal ini.

Komitmen untuk mencapai net-zero carbon emissions merupakan salah satu strategi Indika Energy dalam membangun bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan yang tidak memasukkan unsur keberlanjutan dalam strategi usahanya akan tertinggal oleh perusahaan-perusahaan lain yang memiliki komitmen dan strategi yang jelas terkait hal ini. 

Untuk mencapai net-zero carbon emissions, setidaknya ada 3 strategi utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, yaitu teknologi, renewable energy, dan carbon offset. Ketiga strategi ini memiliki dampak secara langsung terhadap kinerja perusahaan.

Dalam hal pendekatan strategi melalui teknologi, perusahaan dapat melakukan berbagai upaya penambahan modal untuk peningkatan teknologi sehingga bisa beroperasi lebih efisien dan pada akhirnya mampu melakukan pengurangan emisi karbon. Perusahaan perlu menentukan, apakah akan melakukan pengeluaran yang menambah kapasitas produksi atau melakukan peningkatan efisiensi fasilitas yang sudah ada.

Perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi baru juga perlu menentukan apakah biaya penelitian dan pengembangan (R&D) harus dikapitalisasi atau dibebankan sejak awal penelitian. Perusahaan juga harus mempertimbangkan apakah pemerintah memberikan insentif untuk mendorong pengembangan investasi teknologi.

Strategi kedua adalah renewable energy. Investasi dalam sumber energi terbarukan (misalnya, angin, matahari, dan air) dinilai memiliki prospek yang cerah, dan banyak investor non-tradisional yang mulai serius untuk menggarap sumber energi ini. Kredit energi terbarukan, atau REC (Renewable Energy Credit), dibuat untuk setiap megawatt jam listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan. REC memberikan bukti bahwa daya telah dapat dihasilkan dari sumber daya terbarukan yang memenuhi syarat dan biasanya disertifikasi oleh lembaga resmi negara.

Dalam penerapan strategi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain struktur investasinya, kemudian apakah strategi ini harus diperhitungkan mengikuti metode akuntansi biaya, metode ekuitas, atau metode konsolidasi. 

Strategi ketiga terkait Carbon Offset Program. Dalam strategi ini, perusahaan melakukan investasi untuk mengimbangi atau mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Penyeimbangan karbon dapat dihasilkan dari program-program seperti reboisasi, pengelolaan pertanian, pengurangan metana, dan penangkapan karbon. Perusahaan yang secara langsung berinvestasi dalam aset yang digunakan untuk program offset, seperti menanam pohon untuk penghijauan, harus mempertimbangkan apakah akan mengkapitalisasi aset yang menghasilkan offset sebagai properti, pabrik, dan peralatan atau sebagai inventaris.

Untuk mencapai net-zero carbon emissions, setidaknya ada 3 strategi utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, yaitu teknologi, renewable energy, dan carbon offset.

Saat ini sekitar 50% dari perusahaan Fortune 500 telah membuat komitmen pengurangan karbon, sebagian diantaranya bahkan berkomitmen untuk mencapai net-zero carbon emissions. Komitmen terhadap pengurangan karbon tersebut menjadi daya tarik dan keunggulan perusahaan terhadap partner potensial dan investor. Di sisi lain, para investor, lembaga pemeringkat utang, perusahaan asuransi dan pemberi pinjaman, sedang mengembangkan cara untuk membandingkan strategi iklim perusahaan serta profil risiko transisinya.

Trend dari perusahaan-perusahaan besar yang sekarang melakukan peningkatan investasi di bidang energi baru dan terbarukan telah membuat perubahan besar bagi para partnernya. Produk-produk yang dikembangkan dengan rancangan rendah karbon telah membuat serangkaian persyaratan bagi pemasok ikut berubah, sehingga para pemasok mau tidak mau akhirnya mengikuti standar produksi rendah karbon tersebut.

Indika Energy Group, selaku salah satu perusahaan energi nasional dengan portofolio terdiversifikasi, yang telah berkomitmen untuk mencapai net-zero carbon emissions juga telah melakukan serangkaian aktivitas terkait carbon offset program, antara lain dengan menanam mangrove, seperti yang dilakukan di bulan Juni lalu oleh Petrosea di Kariangau, Kalimantan Timur, serta Interport dan Petrosea Offshore Supply Base (POSB) di Sorong, Papua Barat. 

Indika Energy percaya bahwa perkembangan jangka panjang di industri energi bergantung pada pemeliharaan lingkungan alam serta pengembangan hubungan dengan masyarakat. Merealisasikan target net-zero carbon emissions adalah sebuah perjalanan yang perlu didukung bersama dan karenanya perlu dipersiapkan strategi dan perencanaan yang matang.