Kendaraan Listrik Tingkatkan Kesehatan Masyarakat?

Studi terbaru menganalisa dampak peralihan mobil konvensional ke listrik secara nyata di masyarakat.

Pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di Jakarta bulan Februari lalu, semakin banyak produsen mobil dan motor yang merilis kendaraan listrik model terbarunya. Kendaraan listrik memang sering disebut sebagai salah satu cara utama untuk menekan perubahan iklim melalui pengurangan emisi. Namun penelitian tentang manfaat ganda dari pengurangan polusi udara dan peningkatan kesehatan, sebagian besar masih bersifat hipotesis.

Baru-baru ini tim peneliti dari Keck School of Medicine of USC (University Southern California) telah mulai mendokumentasikan dampak nyata adopsi kendaraan listrik, dalam studi awal dengan menggunakan data nyata, untuk menghubungkan antara mobil listrik, polusi udara, dan kesehatan. Hasilnya dipublikasikan di jurnal Science of the Total Environment.

Tim peneliti menganalisis eksperimen secara alami pada penduduk di negara bagian California, Amerika Serikat. Negara bagian ini disebut mempunyai kecepatan beralih ke mobil listrik, atau kendaraan tanpa emisi atau the Zero-Emission Vehicle (ZEV) dibandingkan negara-negara bagian lainnya.

Tim tersebut membandingkan data tentang total pendaftaran ZEV, tingkat polusi udara, dan kunjungan ruang gawat darurat terkait asma di seluruh negara bagian antara 2013 hingga 2019. Saat adopsi ZEV meningkat dalam kode pos tertentu, tingkat polusi udara lokal dan kunjungan ruang gawat darurat ternyata turut menurun. Di setiap wilayah masyarakat yang berada dalam nomor kode pos yang sama di California, pada setiap tambahan 20 ZEV per 1.000 orang, terjadi penurunan 3,2% pada tingkat kunjungan darurat terkait asma. 

Ketika kita berpikir tentang tindakan yang berkaitan dengan perubahan iklim, seringkali itu berada di tingkat global, Namun ternyata perubahan juga dapat dilakukan di tingkat lokal dan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

Ketika kita berpikir tentang tindakan yang berkaitan dengan perubahan iklim, seringkali itu berada di tingkat global,” ujar Erika Garcia, PhD, MPH, asisten profesor ilmu kependudukan dan kesehatan masyarakat di Keck School of Medicine dan penulis utama studi tersebut. “Namun ternyata perubahan juga dapat dilakukan di tingkat lokal dan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Ini dapat menjadi pesan yang kuat bagi masyarakat dan pembuat kebijakan,” ungkap Garcia.

Sementara Sandrah Eckel, PhD, profesor ilmu kependudukan dan kesehatan masyarakat di Keck School of Medicine dan penulis senior studi menyatakan hasil studi tersebut menunjukkan bahwa transisi ke ZEV adalah bagian penting dari mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Sementara perubahan iklim merupakan ancaman kesehatan yang sangat besar, mitigasinya menawarkan peluang kesehatan masyarakat yang sangat besar, kata Eckel. Sebagai salah satu studi pertama yang mengukur manfaat lingkungan dan kesehatan dunia nyata dari ZEV, penelitian ini dapat membantu menunjukkan kekuatan tindakan mitigasi ini, termasuk kemungkinan pengurangan biaya perawatan kesehatan.

Studi selanjutnya menurut Garcia harus mempertimbangkan dampak tambahan ZEV, seperti emisi yang terkait dengan keausan rem dan ban, penambangan bahan untuk pembuatannya, dan pembuangan mobil tua. Para peneliti juga berharap untuk mempelajari jenis polutan tambahan dan kelas kendaraan lainnya, selain melakukan studi lanjutan tentang efek ZEV yang terus tumbuh di negara bagian tersebut.

 

Source: https://cleantechnica.com/2023/02/23/study-links-adoption-of-electric-vehicles-with-less-air-pollution-improved-health/