Energi Terbarukan dan Manfaatnya

Energi adalah kebutuhan pokok kehidupan manusia. Dengan energi, manusia bisa melakukan banyak hal dan menjadi produktif.

Mulai dari mendapatkan penerangan, belajar dan bekerja, memasak, hingga berkendara. Energi menjadi ujung tombak berbagai sektor penting kehidupan manusia, terutama pembangunan, seperti kesehatan, pendidikan, pertanian/perkebunan, transportasi, dan industri. Dari sisi pemanfaatan energi, dunia masih sangat tergantung pada sumber energi tak terbarukan atau berbahan baku fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas.

Sebagai gambaran, batubara dimanfaatkan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Listrik yang dihasilkan PLTU dipakai untuk menyalakan lampu dan peralatan elektronik, serta banyak hal lain, termasuk mengisi daya ponsel. Sementara minyak bumi paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar minyak (BBM) yang kita gunakan untuk menggerakkan motor, mobil, dan kendaraan umum.

Sumber energi yang tak terbarukan ini dapat habis dan perlu jutaan tahun untuk dapat dihasilkan kembali. Selain itu, masifnya penggunaan energi tak terbarukan untuk berbagai aktivitas manusia mengakibatkan polusi, rusaknya lingkungan karena limbah yang dihasilkan, dan peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK).

Hampir 90% kebutuhan energi Indonesia dipasok oleh energi tak terbarukan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang penyebab dan dampak perubahan iklim, pergeseran pandangan telah terjadi di berbagai belahan dunia bahwa energi tak terbarukan harusnya tetap berada di dalam tanah dan tidak murah karena ada biaya dampak kesehatan, dampak lingkungan, dampak ekonomi, dan emisi GRK yang dihasilkan yang tidak dimasukkan ke dalam harga bahan bakar fosil ini. Jadi perlu ada transformasi yang dilakukan untuk segera berpindah ke energi terbarukan.

Di sisi lain, energi terbarukan telah banyak digunakan dan sangat penting untuk terus disebarkan penggunaannya ke seluruh Indonesia demi memenuhi kebutuhan energi kita. Energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dimanfaatkan secara bebas dan berkesinambungan karena tersedia di alam secara berlimpah. Sumber energi ini dapat dikembangkan sesuai potensi lokal setiap daerah sehingga masyarakat mampu secara mandiri mengupayakan energinya, tidak menghasilkan polusi, apalagi meningkatkan emisi GRK. Dunia sudah mulai bergerak ke arah energi terbarukan dan Indonesia dapat turut dalam tren tersebut dengan melakukan terobosan, baik terobosan kebijakan, pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia. Bukan tidak mungkin Indonesia dapat 100% menggunakan energi terbarukan ke depannya.

Energi Terbarukan di Indonesia

Sebenarnya sumber daya energi terbarukan Indonesia cukup lengkap. Indonesia kaya akan sinar matahari, angin, panas bumi, bioenergi, dan energi laut yang sebagian besar belum dan masih dikembangkan. Beberapa contoh sumber energi terbarukan antara lain:

  • Energi Surya

Energi yang berasal dari pancaran sinar matahari. Matahari adalah penggerak kehidupan di bumi. Semua siklus kehidupan makhluk hidup membutuhkan matahari. Sebagai negara tropis, energi surya adalah sumber yang luar biasa berlimpah dan sangat dapat diubah menjadi energi listrik. Teknologi yang kita kenal dapat mengubah pancaran sinar matahari menjadi listrik adalah panel surya fotovoltaik yang seringkali kita lihat tertata rapi dan berjejer biru pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Di Indonesia, PLTS pertama dibangun di Bali, yakni PLTS Karang Asem dan PLTS Bangli. Beberapa PLTS terbesar di Indonesia antara lain PLTS Likupang di Sulawesi Utara, PLTS Oelpuah di Nusa Tenggara Timur, PLTS CocaCola Amatil di Jawa Barat, dan PLTS Waduk Cirata yang sedang dibangun di Jawa Barat.

  • Energi Air

Energi ini juga merupakan salah satu sumber energi terbarukan dengan salah satunya memanfaatkan sungai untuk menghasilkan listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mengkonversi energi kinetik aliran air sungai yang memutar kincir atau turbin menjadi energi listrik. Besar kecilnya teknologi PLTA sangat tergantung pada ketersediaan dan debit air. Jadi sumber airnya perlu dijaga terus agar dapat memasok air dengan konsisten. PLTA Tonsea Lama adalah pembangkit listrik tenaga air tertua di Indonesia karena dibangun pada masa penjajahan Belanda tahun 1912. Hingga sekarang, PLTA Tonsea Lama yang berada di Sulawesi Utara masih beroperasi. Sedangkan PLTA Cirata di Jawa Barat adalah pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia. Uniknya, PLTA ini berada di kedalaman 200 meter dari permukaan tanah. 

  • Energi Angin

Energi ini dihasilkan dari pergerakan udara yang disebabkan oleh rotasi bumi dan perbedaan tekanan udara. Prinsip kerjanya seperti PLTA karena menggunakan angin untuk memutar kincir atau turbin untuk menghasilkan listrik. Energi ini juga sangat berlimpah. Seperti kita tahu, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) umumnya dibangun di ladang angin berskala besar dengan kecepatan angin tinggi, seperti di padang luas atau di lepas pantai. PLTB pertama yang dibangun di Indonesia adalah PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan. Ia diresmikan tahun 2018 lalu dan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan total kapasitas 75 Megawatt. 

  • Energi Panas Bumi

Sumber energi ini biasanya dimanfaatkan oleh kawasan yang dilewati Cincin Api Pasifik, yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, Australia dan Selandia Baru, Papua Nugini, dan negara-negara kepulauan lainnya seperti Kepulauan Solomon, Fiji, dan banyak lagi di negara daerah Melanesia, Mikronesia, Polinesia, terus hingga ke pesisir barat Amerika Utara dan Selatan. Cara pemanfaatannya adalah dengan membuat sumur yang kedalamannya mencapai titik panas bumi lalu panas tersebut dialirkan ke turbin agar dapat bergerak. Potensi sumber energi panas bumi di Indonesia pertama kali ditemukan Belanda pada 1918 dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang di Kabupaten Bandung adalah yang pertama beroperasi sejak 1982. PLTP Sarulla di kawasan Gunung Toba adalah salah pembangkit listrik terbesar di dunia dengan total kapasitas 2 x 110 Megawatt.

Selain semua itu kini juga ada yang termasuk energi terbarukan yaitu bioenergi atau sumber energi yang berasal dari material organik yang mempunyai simpanan energi dari matahari dalam bentuk energi kimia, misalnya kayu bakar. Kini, sumber bioenergi beraneka ragam. Mulai dari kotoran hewan, sampah rumah tangga, hingga limbah pertanian atau perkebunan. Selain itu, Bioenergi juga dapat menjadi bahan bakar nabati (BBN), seperti Biodiesel. Kementerian ESDM, 2014, menyatakan bahwa Indonesia dengan kekayaan alamnya yang berlimpah punya potensi menjadi lumbung Bioenergi dunia, terutama dengan berbagai tanaman yang potensial sebagai bahan baku Bioenergi. Bioenergi mencakup Biomassa, Biodiesel, Bioetanol dan Biogas.

Berikut beberapa penjelasan mengenai beberapa varian bioenergi,

  • Biomassa adalah bahan hayati yang biasanya berupa sisa produksi, sampah, atau limbah dan seringkali dimusnahkan dengan dibakar menjadi bioarang. Contohnya, batok kelapa dan batok kelapa sawit yang dijadikan briket. 
  • Biodiesel adalah bahan bakar yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel atau solar karena dicampur dengan lemak nabati untuk mendapatkan BBN. Saat ini Indonesia adalah penghasil BBN terbesar di Indonesia dengan bahan baku beragam, mulai dari kelapa sawit, jarak pagar, kemiri sunan, kelapa, sirsak, srikaya, kapuk, hingga alga, dan menjadi pelopor dalam pencampuran biodiesel sebesar 30% dalam minyak solar atau B30.
  • Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku, seperti jagung, singkong, sagu, dan tebu. Bahan baku ini difermentasi dan dihasilkan lah etanol. Untuk mengganti bahan bakar premium, bioetanol dipakai sebagai campuran gasoline. 
  • Biogas dikembangkan dari berbagai sampah organik dan limbah agroindustri melalui teknologi anaerobik atau proses dekomposisi biomassa secara mikrobiologis dalam kondisi tanpa oksigen. Produk utama biogas ini adalah gas metana dan pupuk organik. Gas metana dapat terbakar sempurna dan tidak menghasilkan asap yang mempengaruhi kualitas udara sehingga nilai ekonomisnya tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak hingga penggerak turbin pembangkit listrik tenaga uap.

Manfaat Energi Terbarukan

Sumber energi terbarukan intinya tersedia melimpah di alam Indonesia, tidak akan habis, dan lebih ramah lingkungan. Perawatannya relatif lebih mudah dan murah dibandingkan teknologi yang memanfaatkan energi tak terbarukan. Pengembangan energi terbarukan dapat bebas dari fluktuasi harga seperti yang dialami energi tak terbarukan seperti harga batubara, minyak bumi, dan gas, serta lebih murah dalam jangka panjang. Beberapa teknologi energi terbarukan dapat diterapkan di daerah-daerah terpencil. Produksi bisa dihasilkan di berbagai tempat, tak perlu sentralisasi.

Dengan potensi energi terbarukan yang sangat tinggi, Indonesia punya peluang dalam memberikan akses energi merata dengan lebih bersih dan berkelanjutan. Perlu percepatan agar target bauran energi terbarukan sesuai dengan target yang ada di dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yaitu sebesar 23% pada 2025 dan 31% pada 2050. Data pemerintah menunjukkan potensi tenaga surya adalah yang paling melimpah di nusantara, yakni mencapai 207.800 Megawatt, lalu disusul tenaga hidro yang sebesar 75.000 Megawatt, tenaga bayu atau angin sebesar 60.600 Megawatt, bioenergi sebesar 32.600 Megawatt, panas bumi sebesar 23.900 Megawatt, dan berbasis laut sebesar 17.900 Megawatt. Dari potensi sebesar itu, yang termanfaatkan baru sebesar 10.400 Megawatt atau 2,5%.