Dekarbonisasi. Antara Peluang dan Tantangan

BBC memberitakan terjadinya rekor “hari terpanas di dunia”, dengan suhu rata-rata dunia berada di titik tertinggi baru pada 3 Juli 2023, mencapai 17 derajat Celcius untuk pertama kalinya. Peneliti asal Amerika mengatakan, rekor baru itu adalah yang tertinggi dalam rekor instrumen apa pun yang berasal dari akhir abad ke-19.

Bulan lalu juga telah dipastikan sebagai bulan Juni terhangat di dunia yang pernah tercatat.

Para ilmuwan percaya kombinasi dari peristiwa cuaca alami yang dikenal sebagai El Niño dan emisi karbon dioksida yang terus menerus dari manusia menjadi penyebab naiknya suhu panas bumi.

Jika Anda mengikuti isu keberlanjutan dan iklim, Anda mungkin pernah mendengar istilah net-zero yang dilontarkan. Dan istilah ini pula terkait dengan apa yang terjadi dalam berita berita di atas. Namun apakah Anda masih bingung dengan istilah ini?

Net-zero adalah keadaan ideal saat GHG (Greenhouse Gases atau gas rumah kaca) yang dilepaskan ke atmosfer bumi seimbang dengan jumlah yang dihilangkan. Ini juga disebut sebagai netralitas karbon. Maka upaya dekarbonisasi diperlukan untuk mencapai nol bersih.

Jadi, apa itu dekarbonisasi?

Dekarbonisasi adalah mitigasi, penghentian, atau pengurangan karbon di atmosfer. Hal ini dapat dicapai dengan beralih dari bahan bakar fosil penghasil karbon tinggi, ke sumber energi atau bahan yang mengeluarkan lebih sedikit karbon, serta menangkal setiap karbon yang dilepaskan.

CO2 adalah gas yang ditemukan di atmosfer bumi dan merupakan bagian dari udara bersama dengan nitrogen, oksigen, metana, dan gas lainnya. CO2 membantu memerangkap panas, namun terlalu banyak jumlahnya dapat menyebabkan masalah, seperti gelombang panas atau banjir. Hal ini terjadi baik secara alami maupun sebagai produk sampingan dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil.

Dekarbonisasi adalah mitigasi, penghentian, atau pengurangan karbon di atmosfer.

Bagaimana bisnis dapat menciptakan nilai dalam transisi net-zero?

Banyak negara dan perusahaan termasuk Indika Energy telah berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi, atau melakukan transisi net-zero dalam beberapa tahun mendatang. Industri listrik, minyak dan gas, dan transportasi sering disebut sebagai penghasil emisi terbesar, sehingga semua industri perlu bekerja menuju dekarbonisasi untuk mencapai nol bersih.

Untuk mengikutinya, bisnis harus berani. Alih-alih bertahan, pemimpin bisnis harus beralih ke posisi ofensif, bekerja untuk memenuhi permintaan yang meningkat akan barang dan jasa yang ramah lingkungan, serta energi hijau, peralatan, dan infrastruktur yang diperlukan untuk memproduksinya. 

Dalam menganalisa pendekatan semacam ini, terdapat uempat taktik yang menonjol:

  1. Transformasi portofolio bisnis dengan perhatian khusus pada segmen industri dengan potensi pertumbuhan yang serius
  2. Membangun bisnis hijau yang memungkinkan menembus pasar baru
  3. Tampil beda dengan produk hijau dan proposisi nilai baru di pasar yang ada untuk mendapatkan pangsa pasar dan harga premium
  4. Menjalankan dekarbonisasi dan rantai pasokan yang ada

Setiap industri dan perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam menurunkan tingkat karbon dalam kegiatan operasinya, sehingga perusahaan yang ingin melakukan dekarbonisasi akan memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

  • Bahan bakar fosil. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan sekitar 83 persen emisi CO2 global. Dalam perjalanan dekarbonisasi untuk industri bahan bakar fosil, para pelaku industri melakukan berbagai strategi antara lain mengejar efisiensi energi, mendorong elektrifikasi, dan mengelola emisi metana.
  • Tenaga (power). Dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan memerlukan penghapusan pembangkit listrik dari bahan bakar fosil secara bertahap dan penambahan kapasitas untuk tenaga rendah emisi, guna memenuhi permintaan yang saat ini berasal dari pembangunan ekonomi dan elektrifikasi sektor lain.
  • Mobilitas. Transportasi jalan menyumbang tiga perempat dari semua emisi mobilitas, sehingga dekarbonisasi menjadi sangat penting. Berbagai upaya dilakukan dengan antara lain penggantian kendaraan yang memiliki mesin pembakaran internal dengan kendaraan yang memiliki baterai bertenaga listrik atau sel bahan bakar hidrogen.
  • Kehutanan dan penggunaan lahan. Emisi CO2 di sektor ini seringkali berasal dari pembukaan lahan dan deforestasi. Apa yang dapat mengurangi emisi ini? Upaya tersebut dapat mencakup menghentikan deforestasi dan mempercepat upaya pemulihan lingkungan alami, seperti hutan, yang dapat menjadi penyerap emisi.
  • Sektor energi baru (hidrogen dan biofuel). Berdasarkan penelitian McKinsey, akan ada banyak peluang untuk memperluas teknologi energi rendah emisi, meskipun perluasan kapasitas dan infrastruktur untuk bahan bakar rendah karbon memerlukan tambahan belanja modal.

Banyak negara dan perusahaan termasuk Indika Energy telah berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi, atau melakukan transisi net-zero dalam beberapa tahun mendatang.

Bagaimana dengan teknologi iklim?

Teknologi iklim adalah teknologi yang bekerja untuk mengurangi emisi atau mengatasi dampak pemanasan global. Ini melibatkan banyak sub kategori penggunaan, yang semuanya ditujukan untuk memperlambat perkembangan pemanasan global, dan transisi operasi ke kondisi yang lebih ramah lingkungan. 

Beberapa dari teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan, namun McKinsey memperkirakan bahwa 60 persen pengurangan emisi yang diperlukan untuk mencapai netral karbon akan berasal dari penerapan teknologi. Ada lima bidang yang menjanjikan dalam hal teknologi dan perubahan iklim pada tahun 2025:

  • Elektrifikasi, termasuk baterai kendaraan listrik (EV) yang lebih baik dan sistem bangunan yang lebih efisien
  • Pertanian, termasuk peralatan pertanian tanpa emisi dan upaya bioteknologi
  • Perbaikan jaringan listrik, termasuk penyimpanan jangka panjang dan material berefisiensi tinggi
  • Hidrogen, termasuk upaya membangun infrastruktur dan memfasilitasi produksi berbiaya rendah
  • Teknologi carbon capture, use, and storage (CCUS) untuk mendekarbonisasi sektor yang sulit dikurangi, atau untuk menghilangkan GHG dari atmosfer untuk mendorong “emisi negatif”
  • Sirkularitas, artinya menggunakan kembali produk saat mencapai akhir siklus hidupnya, yang berpotensi menjadi pendorong dekarbonisasi misalnya pada industri baja dan semen.

Teknologi iklim meningkatkan proses yang ada untuk menurunkan produksi karbon dan menghadirkan cara untuk secara aktif mencegah emisi atmosfer atau menghilangkan karbon dari atmosfer. Dalam dekade terakhir telah melihat kemajuan dalam teknologi iklim. Dengan peningkatan modal dan dukungan fiskal untuk inovasi rendah karbon dari beberapa pemerintah negara, terdapat banyak potensi dalam teknologi iklim, meskipun tantangannya pun tidak mudah.

 

Sumber:

  1. “What it will cost to get to net-zero,” McKinsey 2022
  2. “The net-zero transition: What it would cost, what it could bring,” January 25, 2022, Mekala Krishnana
  3. “Innovating to net zero: An executive’s guide to climate technology,” 2021, by Tom Hellstern, Kimberly Henderson, Sean Kane, and Matt Rogers.