Upaya Indika Energy dalam Mencapai Netral Emisi Karbon

Indika Energy mengusung tiga strategi utama untuk kurangi jejak karbon yaitu diversifikasi portofolio, investasi sesuai dengan visi keberlanjutan, serta meningkatkan dekarbonisasi dalam kegiatan operasional.

Dunia kian gencar untuk mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim. Sebagai salah satu negara yang meratifikasi Perjanjian Paris 2015, Indonesia harus turut berkontribusi pada usaha mencapai netral emisi karbon. Tentu saja upaya ini perlu didukung oleh semua sektor terkait, termasuk Indika Energy, yang telah memiliki rekam jejak panjang dalam membantu pemenuhan kebutuhan energi negeri.

Pencapaian masa depan yang berkelanjutan memang tidak dapat dilakukan sendiri, namun membutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan. Setiap lapisan masyarakat harus mengambil peran sesuai dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing karena bumi adalah rumah bersama.

Indonesia memainkan peran yang semakin penting dalam upaya masyarakat internasional untuk mengurangi emisi dan pemanasan global (hingga 1,5 C). Peran penting tersebut salah satunya dikarenakan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang menjadi pusat keanekaragaman hayati dan paru-paru bumi. Studi menyatakan bahwa 41 persen pengurangan karbon di Indonesia setara dengan menghilangkan 1 gigaton karbon dioksida dari atmosfer. Indika Energy melihat perubahan iklim sebagai sesuatu yang harus dihadapi bersama, Indika Energy juga mendukung upaya pemerintah dalam mencapai netral emisi karbon pada tahun 2060 sesuai dengan Perjanjian Iklim Paris.

Kami telah mengupayakan investasi dalam energi baru dan terbarukan termasuk di energi surya, dan terus bergerak menuju ekonomi hijau.

Selaras dengan upaya pemerintah, Indika Energy berkomitmen untuk mencapai netral emisi karbon pada tahun 2050 dan meningkatkan pendapatan non-batubara sebesar minimal 50% pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan mengusung strategi utama yaitu melakukan diversifikasi portofolio bisnis untuk mengurangi jejak karbon, melakukan investasi sesuai dengan visi keberlanjutan, dan berkontribusi pada transisi energi, serta terus meningkatkan dekarbonisasi dalam kegiatan operasional.

“Kami telah mengupayakan investasi dalam energi baru dan terbarukan termasuk di energi surya,  dan terus bergerak menuju ekonomi hijau,” papar Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy.

Diversifikasi investasi yang telah dilakukan Indika Energy antara lain, pertama, pendirian perusahaan patungan untuk pengembangan energi surya di Indonesia bernama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Pengembangan energi surya ini bekerja sama dengan Fourth Partner Energy (4PEL), pengembang solusi tenaga surya terkemuka di India. 4PEL sendiri dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia dengan total dana kelolaan sebesar US$ 5 miliar.

Yang kedua, pengembangan transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi bisnis, termasuk di pertambangan atau industri lainnya melalui Zebra Cross Teknologi. Diversifikasi ketiga yaitu dimulainya investasi pada solusi berbasis alam melalui Indika Multi Properti (IMP), sebuah perusahaan yang menyediakan solusi berbasis alam dengan layanan pengelolaan aset kehutanan, reklamasi dan rehabilitasi lahan. IMP mengelola lebih dari 160.000 hektar konsesi Hutan Produksi dan Hutan Tanaman Industri di berbagai wilayah dan dapat menyerap karbon dalam skala yang signifikan. Sedangkan diversifikasi investasi keempat adalah proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan seluas 14.390 hektare dengan potensi sumber daya 2,29 juta ons emas dan potensi cadangan 1,46 juta ons emas.

Indika Energy telah menetapkan target Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) untuk mengurangi intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 10% dari baseline 2020.

Bersama anak usahanya, Indika Energy juga telah menetapkan target Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) untuk mengurangi intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 10% dari baseline 2020, termasuk penggunaan air, penghematan energi, pengelolaan limbah, reklamasi dan penanaman pohon.

Salah satu kunci keberhasilan dalam mengurangi dampak lingkungan adalah inovasi. Indika Energy Group menerapkan berbagai inisiatif dekarbonisasi seperti implementasi teknologi Industri 4.0, termasuk penerapan kecerdasan buatan, sensor pintar, dan pembelajaran mesin dalam operasional. Upaya ini cukup signifikan dalam mencapai efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi.

Kedua, Petrosea juga menerapkan digitalisasi pertambangan mampu mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 15% dari tahun sebelumnya. Petrosea sendiri telah menerima pengakuan dari World Economic Forum dan dinobatkan untuk masuk dalam jajaran Global Lighthouse Network. Ini adalah bukti bahwa pengurangan emisi dapat berjalan seiring dengan peningkatan output dan produktivitas.

Ketiga, Kideco telah menginstalasi Solar PV di perkantoran dan operasional pertambangan. Saat ini Kideco telah beroperasi menggunakan solar PV dengan kapasitas 409 Kilowatt Peak (KWP) dan Baterai 100 Kilowatt Hour (KWH) untuk menggantikan pembangkit listrik berbasis diesel. Dengan dipasangnya solar PV di basecamp Batu Kajang, penghematan solar mencapai 132.755 liter per tahun.

Sedangkan yang keempat yaitu penggunaan solar B30 (campuran yang menggunakan 30% biofuel yang berasal dari minyak sawit) untuk operasional perusahaan dan armada kendaraan. Kelima, inisiatif lain yang dilakukan mencakup penghijauan, pembibitan pohon dan reklamasi lahan serta pengembangan kawasan konservasi keanekaragaman hayati.

Indika Energy sepenuhnya menyadari, bahwa perubahan iklim itu nyata, sehingga kita perlu mengurangi emisi CO2 dan beralih ke praktik berkelanjutan. Salah satu strateginya adalah melakukan transisi energi dari energi berbasis bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan yang rendah karbon dan ramah lingkungan.

Indika Energy dan Indika Foundation juga menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang bergabung dalam United Nations (UN) Global Compact.

Sepanjang tahun 2020 di tengah kondisi pandemi, Indika Energy Group terus membuat kemajuan terkait pelaksanaan strategi lingkungan seperti efisiensi energi, pengelolaan air, dan energi terbarukan. Upaya ini diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang memberikan penghargaan PROPER Emas Nasional kepada Kideco selama dua tahun berturut-turut. Pencapaian ini menempatkan Indika Energy pada 1% teratas dari perusahaan yang dievaluasi atas upaya lingkungan, seperti pengurangan emisi, pengelolaan limbah, dan pengendalian polusi.

Peringkat ESG Indika Energy dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) juga meningkat pada tahun 2020 dari BB menjadi BBB. Sementara itu, lembaga penilai ESG lainnya, Sustainalytics, juga menaikkan peringkat Indika Energy menjadi 38,1 (dari sebelumnya 44,2) — yang menilai Indika Energy sudah lebih baik dalam meminimalisir eksposur terhadap risiko ESG.

Sebagai cerminan betapa mendasar komitmen ESG bagi bisnis perusahaan, pada tahun 2021 Indika Energy membentuk Komite Keberlanjutan (Sustainability Committee) dan secara rutin mengadakan Panel Keberlanjutan setiap tahunnya dengan CEO dari semua anak perusahaan untuk memastikan penyelarasan inisiatif, dan anggota dewan direksi yang memiliki indikator kinerja utama (KPI) terkait ESG yang harus mereka capai.

Tidak hanya melakukan upaya-upaya nyata yang bersifat internal, komitmen Indika Energy dalam menangani perubahan iklim dan mencapai karbon netral juga dibuktikan dengan keikutsertaan secara aktif dalam berbagai forum dan inisiatif global. Salah satunya adalah Climate Chamber Mission, sebuah forum pertukaran pengetahuan dan perdagangan internasional virtual yang bertujuan untuk menghubungkan negara-negara yang berkelanjutan dan sadar karbon.

Indika Energy dan Indika Foundation juga menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang bergabung dalam United Nations (UN) Global Compact dan mendukung penerapan the Ten Principles of the United Nations Global Compact on human rights, labour, environment, and anti-corruption.

Indika Energy berkomitmen untuk menjadikan UN Global Compact dan prinsip-prinsipnya sebagai bagian dari strategi, budaya, dan operasional sehari-hari perusahaan, serta terlibat dalam proyek kolaboratif khususnya yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan visi perusahaan, yaitu “Highly trusted, innovative and enduring business partner for sustainable value creation”.