Sustainability Panel IEG, Upaya Wujudkan Good Corporate Governance dan Keberlanjutan

Indika Energy menggali peluang dan inisiatif anak usaha dalam Sustainability Panel untuk mencapai target ESG.

Saat ini memiliki komitmen keberlanjutan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Perkembangan jangka panjang tiap perusahaan akan semakin bergantung pada pemeliharaan lingkungan alam serta pengembangan hubungan dengan masyarakat. Demikian pula dengan kepemimpinan yang kuat, visioner, dan etis, sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Itulah sebabnya, bagi Indika Energy, tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG) merupakan bagian penting dalam menjalankan bisnis. 

GCG sangat penting untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan bisnis. Dengan GCG berarti perusahaan sudah berada di jalur yang benar dalam hal kepatuhan hukum. Perusahaan juga akan mampu memitigasi dan mengelola risiko yang dihadapi saat ini dan potensi risiko di masa depan, serta memperkuat keterlibatan dengan semua pemangku kepentingan. Penerapan GCG menciptakan nilai jangka panjang yang menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Kunci penerapan GCG sendiri salah satunya adalah kinerja Direksi dan Dewan Komisaris. Masing-masing memiliki peran, tanggung jawab, dan wewenangnya masing-masing serta mencerminkan keragaman demografi, pengetahuan, dan pengalaman.

Direksi memiliki peran memimpin keterlibatan berkelanjutan Indika Energy dengan para pemangku kepentingan, mulai dari investor, regulator hingga masyarakat. Direksi bertanggung jawab untuk terus meningkatkan  hubungan dengan pemangku kepentingan melalui diskusi dan pembaruan yang transparan, dan untuk mengumpulkan umpan balik yang dapat membantu meningkatkan cara perusahaan melakukan bisnis.

Sedangkan Dewan Komisaris menjalankan peran pengawasan sekaligus penasehat dan dilarang bertindak dalam peran eksekutif. Dalam melakukan tugasnya, Dewan Komisaris didukung oleh Komite Audit, Risiko dan Kepatuhan, Komite Human Capital, dan Komite Proyek dan Investasi.

Berbagai upaya telah berhasil dicapai pada evaluasi performa kuartal 3, mulai dari gas rumah kaca, inisiatif pengelolaan air, reklamasi lahan, pengembangan masyarakat, daur ulang sampah, hingga persamaan gender.

Dalam upaya mencapai netral karbon pada tahun 2050, pada tahun 2021 Indika Energy membentuk Komite Keberlanjutan. Komite ini didedikasikan untuk mengawasi dan mengevaluasi program, inisiatif, kinerja, dan kebijakan ESG. Komite Keberlanjutan juga memberikan nasihat dan menilai risiko ESG dari setiap investasi perusahaan.

Untuk menerapkan bisnis yang berkelanjutan, kita harus menjadi perusahaan yang baik. Prinsip ini mengilhami Indika Energy dan Indika Foundation untuk menjadi penandatangan United Nations Global Compact, sebuah perjanjian yang diikuti oleh perusahaan di seluruh dunia untuk mengadopsi kebijakan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial dan melaporkan implementasinya.

Dalam praktiknya, langkah Indika Energy tersebut merupakan komitmen untuk membantu Indonesia mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, mulai dari kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, kesetaraan gender hingga energi yang terjangkau dan bersih dan seterusnya.

Gambaran Umum Sustainability Panel

Sustainability Panel IEG digelar minimal sekali setiap tahunnya dan diawasi langsung oleh Azis Armand , Wakil Direktur Utama dan Group CEO, yang memimpin Panel dan menyatukan semua CEO dari anak usaha untuk memastikan keselarasan inisiatif.

Tahun 2021 sendiri menjadi salah satu milestone penting dalam perjalanan keberlanjutan Indika Energy Group. Di tahun ini, Indika Energy mencanangkan aspirasi menuju netral emisi karbon pada tahun 2050. Untuk mewujudkan hal tersebut, Indika Energy juga menyusun roadmap keberlanjutan yang memuat target pencapaian dan baseline pengukurannya. 

Sustainability Panel kali ini memiliki objektif sebagai berikut:

  • Untuk mengakui upaya subsidiaries terkait program keberlanjutan dan untuk berbagi pencapaian dalam pelaksanaan ESG sepanjang tahun
  • Mendorong anak perusahaan untuk terus menggali peluang dan inisiatif terobosan untuk mencapai target ESG
  • Memperkuat komunikasi dan menciptakan sinergi antar anak perusahaan untuk upaya ESG
  • Untuk menyelaraskan harapan dan fokus utama tahun 2022

Sustainability Panel dilakukan dengan durasi selama 2 jam, pada 21 Desember lalu secara daring. Dalam sesi pleno, Azis Armand menjelaskan berbagai hal terkait milestones & initiative highlights tahunan,  insights dan implikasi COP26, benchmarking untuk inisiatif potensial, roadmap menuju tahun 2025 dan 2050, serta fokus utama untuk tahun 2022.

Sedangkan dalam sesi breakout, subsidiaries diminta untuk berbagi cerita terkait poin-poin pencapaian serta bidang-bidang yang berhasil ditingkatkan. Dalam sesi ini, subsidiaries juga diminta untuk membahas inisiatif terobosan potensial yang akan diimplementasikan dan menugaskan juru bicara untuk berpartisipasi dalam sesi pleno.

Performa Kinerja Kuartal 3

Berbagai upaya telah berhasil dicapai pada evaluasi performa kuartal 3, mulai dari gas rumah kaca, inisiatif pengelolaan air, reklamasi lahan, pengembangan masyarakat, daur ulang sampah, hingga persamaan gender.

Dalam hal emisi gas rumah kaca, saat ini telah digunakan penghitungan emisi dengan formula baru, yang mempertimbangkan penggunaan B30 di seluruh armada perusahaan. Dengan formula baru ini terjadi penurunan yang signifikan dalam pengurangan emisi. Inisiatif-inisiatif yang sudah mulai dilakukan oleh subsidiaries untuk pengurangan gas rumah kaca antara lain instalasi solar PV di Kideco (Batu Kajang, Kalimantan Timur) dan Interport (Kariangau, Kalimantan Timur), pengembangan bus listrik untuk transportasi karyawan, dan program penghijauan serta penarikan air.

Kemajuan yang telah berhasil dicapai dalam hal ESG merupakan langkah maju untuk memastikan keberlanjutan di seluruh lini bisnis dan menciptakan nilai jangka panjang yang merupakan bentuk kontribusi bagi Indonesia yang berkelanjutan.

Untuk inisiatif pengelolaan air termasuk termasuk di dalamnya mendaur ulang air dari aktivitas pengeringan tambang untuk menyiram jalan di sepanjang lokasi tambang, dan menggunakan sistem pemanenan air hujan.

Reklamasi lahan juga diproyeksikan melebihi target akhir tahun. Kideco berkontribusi 88% terhadap luas lahan yang direklamasi per Q3 2021, dan sisanya (12%) dilakukan oleh MUTU. Perusahaan juga juga mulai menghitung offset karbon sebagai akibat dari kegiatan reklamasi lahan dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Pengembangan masyarakat juga mendapat perhatian yang serius dari perusahaan. Pada kuartal ini, pengeluaran CSR perusahaan mencapai Rp 48 miliar, yaitu 1,3% dari EBIT. Terdapat 74 program CSR yang berbeda untuk pengembangan masyarakat, meskipun sebagian besar berskala kecil, kecuali beberapa program di Kideco. Inisiatifnya meliputi pelatihan ketahanan pangan bagi produsen komoditas pangan lokal, program pelatihan pembentukan karakter bagi guru, dan Sistem Pertanian Terpadu untuk memberikan sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal melalui penjualan komoditas.

Penggunaan kembali dan daur ulang sampah diproyeksikan hanya mencapai 86% dari jumlah yang ditargetkan pada tahun 2021. Sementara itu terjadi peningkatan dalam keterwakilan perempuan secara keseluruhan dari Q1 ke Q3, tetapi masih belum mencapai persentase yang ditargetkan (9,4%). Dalam hal kesetaraan gender, Tripatra mengembangkan inisiatif baru untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam posisi kepemimpinan, yaitu program pendampingan perempuan kepada perempuan.

Kemajuan yang telah berhasil dicapai dalam hal ESG merupakan langkah maju untuk memastikan keberlanjutan di seluruh lini bisnis dan menciptakan nilai jangka panjang yang menguntungkan bagi seluruh stakeholders, serta bentuk kontribusi bagi Indonesia yang berkelanjutan.