Sampah Minimum, Manfaat Maksimum

Sustainability adalah cara pandang terhadap keberlanjutan, masa depan dalam jangka panjang. Tidak hanya mengelola sampah yang ada saat ini, namun memikirkan bagaimana sampah yang ada bisa secara sirkular bermanfaat kembali.

21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional, yang pada tahun ini mengangkat tema “Mengelola Sampah, Mengurangi Emisi”. Tema ini sejalan dengan aspirasi Indonesia menuju netral karbon pada 2060 nanti. 

Kita mungkin cukup paham bahwa salah satu penyebab tingginya emisi di bumi berasal dari CO2 yang dihasilkan, misalnya oleh kendaraan operasional. Namun, tanpa disadari sampah juga turut menyumbang emisi yang cukup tinggi. 

Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat menghasilkan gas metan yang dalam jumlah signifikan akan menyebabkan efek gas rumah kaca. Gas metan juga dapat dihasilkan dari kegiatan pengelolaan sampah yang salah seperti pembakaran sampah di tempat terbuka dan pembuangan sampah sembarangan.

Bayangkan, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun lalu. Artinya, satu penduduk menghasilkan sekitar 0,68 kilogram sampah per harinya dimana penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebanyak 37,3 persen. Belum lagi jumlah sampah yang dihasilkan oleh industri. 

Sehingga kemudian titik berat solusi mengarah kembali akan kepedulian masyarakat, pola hidup, efisiensi operasional dan kesadaran akan sampah yang dihasilkan setiap tahunnya. Kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah dapat membantu bangsa mengatasi masalah iklim. 

Dalam sistem ekonomi sirkular, terdapat proses di mana sampah yang sudah diolah, bisa kembali ke sumber atau rumah tangga dalam bentuk produk.

Manajemen pengelolaan sampah pun turut berperan. Di Indonesia, seperti Jakarta misalnya mayoritas masih menggunakan sistem linear yaitu kumpul-angkut-buang. Sistem ini dapat menghasilkan gas metan yang cukup tinggi. Jika dilihat dari sisi ekonomi, sistem linear ini perlahan bisa diubah menjadi sistem yang lebih sirkular. Dalam sistem ekonomi sirkular, terdapat proses di mana sampah yang sudah diolah, bisa kembali ke sumber atau rumah tangga dalam bentuk produk. 

Ekonomi sirkular adalah sistem yang berfokus pada 3R atau reduce, reuse, dan recycle yang mengarah pada pengurangan konsumsi dan produksi limbah, termasuk sampah. Pengelolaan sampah pun bisa menjadi sumber energi baru, mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), dan digunakan untuk memproduksi pupuk dan bahan baku industri.

Sustainability memandang keberlanjutan dalam jangka panjang. Tidak hanya mengelola sampah yang ada saat ini, namun memikirkan bagaimana sampah yang ada bisa secara sirkular bermanfaat kembali. 

Sampah dan limbah memang merupakan bagian yang tak terhindarkan dari proses operasional perusahaan termasuk di Indika Energy Group. Melalui praktik pengelolaan limbah padat yang baik, langkah-langkah efisiensi, dan penggunaan bahan daur ulang, perusahaan terus berupaya untuk mengurangi jejak limbahnya.

Perusahaan memantau limbah berdasarkan kategorinya, mengukur efisiensi limbah, dan berinvestasi dalam program daur ulang. Misalnya, penggunaan kembali limbah oli bekas sebagai pengganti diesel dalam operasional, sehingga dapat juga mengurangi konsumsi diesel. Di pembangkit listrik Cirebon Power, untuk mencapai nol limbah padat perusahaan mengumpulkan abu dari pembakaran dan memasoknya ke produsen semen sehingga dapat digunakan kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Sustainability memandang keberlanjutan dalam jangka panjang. Tidak hanya mengelola sampah yang ada saat ini, namun memikirkan bagaimana sampah yang ada bisa secara sirkular bermanfaat kembali.

Perusahaan mencari semua kesempatan untuk menggunakan kembali atau mendaur ulang sampah, dari menggunakan ban bekas di kolam pengendapan untuk mengurangi erosi, menggunakan kembali ban bekas untuk dijadikan drop structure pada lokasi reklamasi dan bundwall pada tepian jalan, mengekstraksi biogas dari TPA, hingga membuat kompos sampah organik untuk menggunakan lagi di tanah. Jika bisa meminimalkan limbah, berarti bisa memaksimalkan manfaat-manfaat bagi perusahaan, masyarakat, dan lingkungan.

Selaras dengan aspirasi besar Indika Energy menuju net-zero emissions, menurunkan jumlah limbah akan terus menjadi fokus utama dalam operasional Perusahaan. Perusahaan terus menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan, daur ulang dan pemulihan, serta pemantauan limbah. 

Namun yang terpenting dari kesemuanya kembali berawal dari diri sendiri. Efisien atas penggunaan material, seperlunya sehingga tidak menghasilkan sampah. Menyadari bahwa perlu peran semua pihak untuk menjadikan bumi rumah yang nyaman untuk masa depan.