RUPSLB: Indika Energy Mendapatkan Persetujuan Divestasi Petrosea

Bagian dari strategi Indika Energy untuk selaraskan kembali portofolio bisnisnya untuk capai target 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025.

Indika Energy menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 Mei 2022 dengan agenda utama persetujuan rencana transaksi penjualan seluruh saham Perseroan di anak perusahaan, Petrosea.

Petrosea adalah perusahaan multi-disiplin yang bergerak di bidang kontrak pertambangan khususnya batubara dengan pengalaman hampir 50 tahun dan telah menerapkan teknologi digital dalam operasi pertambangannya dan memungkinkan Petrosea untuk meraih keunggulan operasional. Penjualan kepemilikan saham di Petrosea adalah bagian dari strategi Perseroan untuk menyelaraskan kembali portofolio bisnisnya, untuk mencapai target 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan menjadi perusahaan netral karbon pada tahun 2050.

Menurut Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO, Indika Energy akan terus mengkaji portofolio usahanya, mengutamakan aspek berkelanjutan, serta fokus melakukan diversifikasi di luar sektor intinya di bidang energi dan pertambangan. “Transaksi ini merupakan salah satu upaya kami untuk meningkatkan pendapatan sebesar 50% dari sektor non-batubara, serta mengembangkan bisnis yang sejalan dengan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaan menuju netral karbon pada tahun 2050,” tutur Azis.

Sebelumnya pada 18 Februari 2022, Indika Energy telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA) dengan PT Caraka Reksa Optima (CARA) sehubungan dengan rencana penjualan seluruh saham di Petrosea atau sejumlah 704.014.200 saham yang mewakili 69,8% kepemilikan saham Perseroan di Petrosea. Valuasi yang disepakati adalah setara dengan US$ 210 juta. Dengan demikian, perkiraan nilai penjualan dari transaksi ini sejumlah US$ 146,58 juta.

Transaksi ini merupakan salah satu upaya kami untuk meningkatkan pendapatan sebesar 50% dari sektor non-batubara, serta mengembangkan bisnis yang sejalan dengan komitmen ESG.

Selain persetujuan terkait divestasi Petrosea, dalam RUPSLB yang juga dilanjutkan dengan Paparan Publik tersebut Indika Energy memaparkan kinerja kuartal pertama perusahaan serta beberapa highlight pencapaian dari diversifikasi perusahaan.

Kinerja kuartal I 2022

Indika Energy membukukan pendapatan sebesar US$ 830,8 juta pada kuartal I 2022, naik 58,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar US$ 525,2 juta. Peningkatan ini juga didorong oleh melesatnya harga batubara yang naik menjadi US$ 263,7 per ton dari sebelumnya US$ 86,1 per ton pada kuartal I 2021.

Sepanjang kuartal I 2022, Perseroan memproduksi 8,1 juta ton batubara yang terdiri dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang memproduksi 7,7 juta ton dan PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) yang memproduksi 400 ribu ton.

Laba Kotor kuartal I 2022 Perseroan tercatat sebesar US$ 260,8 juta, atau meningkat 145,3% dibandingkan US$ 106,3 juta di kuartal I 2021. Di kuartal pertama ini, Indika Energy membukukan Laba Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 75,0 juta. dibandingkan dengan Rugi Bersih sebesar US$ 9,4 juta pada kuartal I 2021. Perseroan juga mencatatkan Laba Inti sebesar US$ 95,1 juta pada tahun kuartal I 2022, meningkat signifikan sebesar 638,8% dibandingkan US$ 12,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Tidak hanya dari aspek finansial, berbagai pencapaian ESG juga on track menuju midterm target 2025. Pada aspek Environmental, parameter intensitas emisi GRK Scope 1 pada 2021 berhasil turun 26,8% (target 2025 di 10%), reklamasi naik sebanyak 11,5% atau setara 5.055 Ha (target 2025 di 20% setara 5439 Ha). Pada aspek Social, parameter kesehatan keselamatan pada 2021 tercapai zero accident, selaras dengan target per tahun. Sementara pengembangan masyarakat di 2021 mencapai 1,2% EBIT (target per tahun 1%). Sedangkan pada aspek Governance (Tata kelola), pada 2021 telah dibentuk Komite Keberlanjutan dan telah berjalannya KPI ESG.

Di kuartal pertama ini, Indika Energy membukukan Laba  sebesar US$ 75,0 juta.

Indika Energy bersama anak usahanya terus melakukan transformasi bisnis untuk mencapai ambisi keberlanjutan perseroan, yaitu 50% pendapatan dari bisnis non-batu bara pada 2025 dan net-zero emissions pada 2050.

Pilar bisnis Indika Energy pun kini meliputi lima sektor, yaitu energi, logistik & infrastruktur, mineral, digital ventures dan bisnis hijau. Pengembangan usaha berkelanjutan di Indonesia menjadi masa depan Indika Energy.

  • Energi mencakup produksi batubara (PT Kideco Jaya Agung, PT Multi Tambangjaya Utama), perdagangan batubara (Indika Capital Investment Pte. Ltd.), EPC minyak & gas (PT Tripatra Multi Energi, PT Tripatra Engineers & Constructors, PT Tripatra Engineering), EPC kontraktor pertambangan (PT Petrosea Tbk.)
  • Logistik dan Infrastruktur mencakup transportasi laut, pelabuhan & logistik untuk barang curah dan sumber daya alam (PT Sea Bridge Shipping, PT Cotrans Asia, PT Indika Logistic & Support Services, PT Kuala Pelabuhan Indonesia), penyimpanan bahan bakar (PT Kariangau Gapura Terminal Energi), pembangkit listrik tenaga batubara (PT Cirebon Electric Power dan PT Prasarana Energi Cirebon); Mineral mencakup produksi emas (Nusantara Resources Limited)
  • Digital Ventures mencakup perusahaan IT (PT Xapiens Teknologi Indonesia), jasa teknologi digital (PT Zebra Cross Teknologi)
  • Bisnis hijau mencakup solusi berbasis alam (PT Indika Multi Properti), energi terbarukan (PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya), kendaraan listrik (PT Ilectra Motor Group).

Tidak hanya dari aspek finansial, berbagai pencapaian ESG juga on track menuju midterm target 2025.

Pada 3M-2022, Indika Energy juga melakukan investasi senilai US$ 36,1 juta, dengan US$ 22,0 juta diantaranya digunakan untuk proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Perkembangan terakhir dari berbagai diversifikasi bisnis baru Indika Energy juga dipaparkan pada kesempatan tersebut:

  • Pengembangan tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan telah merampungkan proses Front End Engineering Design (FEED) pada April 2022. Konstruksi ditargetkan akan dimulai pada Januari 2023, sementara tahap produksi diperkirakan terlaksana di awal 2025.
  • EMITS pada Maret 2022 lalu telah melakukan penandatanganan kontrak 20 tahun dengan PT Mangole Timber Producer (Sampoerna Kayoe Group) untuk membangun PLTS Hybrid dengan kapasitas 12 MWp dan penyimpanan 3 MWh Battery. 
  • Rockgeo Energi Nusantara yang telah diakusisi oleh perusahaan pada 2021 lalu dan bergerak di bidang perdagangan nikel, pada kuartal pertama 2022 berhasil mencatat volume produksi sebanyak 17.000 WMT bijih nikel. 
  • Bermitra dengan Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures, Indika Energy pada Mei 2022 telah menandatangani suatu perjanjian pinjaman atas investasi yang akan digunakan untuk pengembangan bisnis Perseroan di sektor kendaraan listrik roda dua di Indonesia melalui PT Ilectra Motor Group (IMG).