Nenilai, Upaya Indika Energy Menguatkan Nilai Luhur Bangsa

Survei nasional dan rangkaian dialog digelar untuk mengidentifikasikan kembali berbagai nilai diri dan harapan masyarakat.

Apa definisi “gotong royong” menurut Anda? Apakah “gotong royong” menjadi salah satu nilai hidup yang Anda lakukan saat ini? Dan, apakah Anda melihat “gotong royong” masih menjadi nilai yang dijalani dilingkup perusahaan, lingkungan, hingga negara saat ini?

Sederet pertanyaan tadi menjadi penting jika kita kaitkan dengan konteks betapa besar dan keberagaman Indonesia. Dengan jumlah penduduk sebanyak 268 juta jiwa, dan terdiri dari 1.340 suku bangsa, Indonesia kaya akan nilai. Nilai-nilai tersebut lahir dan berkembang dalam bahasa, budaya dan penghidupan yang telah dirumuskan dalam Pancasila untuk diamalkan dari generasi ke generasi.

Kini, seiring kondisi kehidupan yang semakin menantang dengan adanya pandemi, nilai-nilai luhur bangsa semakin relevan tidak hanya untuk diketahui, namun juga tetap hidup lestari di tengah masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu landasan Indika Energy, bekerjasama dengan DayaLima dan berbagai pihak lainnya melakukan Nenilai, sebuah survei nasional dan rangkaian dialog, salah satunya webinar “Cetak Biru Pahlawan Baru: Dialog Nasional Tentang Nilai-Nilai Bangsa untuk Bangkit dan Maju”.

Bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 2020 lalu, hadir sebagai pembicara Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy; Subandi Sardjoko, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas; Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia. Kemudian juga Alissa Wahid, Komunitas Gusdurian dan duta SDG; Mesty Ariotedjo, Co-founder WeCare.id; serta Vivi Yulaswati, Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan.

Suharso dalam paparannya menyatakan memerangi pandemi adalah kerja kolektif kita semua. Karena itu, pemerintah dan masyarakat luas semestinya bergandengan tangan. Nilai-nilai dan modal sosial di masyarakat menjadi kunci pengendalian pandemi. “Selama vaksin masih terus diupayakan, kerjasama pemerintah dengan masyarakat menjadi teramat penting, ” jelasnya.

Kita harus bisa beradaptasi, inovatif, dan juga resilient. Business plan awal untuk 5 tahun ke depan misalnya, sudah harus terus dimonitor karena perubahan eksternal yang terjadi secara cepat saat ini.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional ini lantas menyinggung kemajuan survei Nenilai yang menurutnya hasilnya menunjukkan masih banyak yang memandang betapa penting nilai kejujuran, gotong royong, dan lainnya. “Nilai-nilai ini perlu ditumbuhkan dalam keseharian agar menjadi perekat kesatuan bangsa,” ungkapnya.

Sementara Vivi Yulaswati menjelaskan lebih lanjut tentang Nenilai. Dari perkembangan terakhir pada 15 September 2020, survei ini sudah berhasil menjaring 31 ribu lebih responden. Nilai-nilai pribadi dan budaya yang paling  ingin dikembangkan responden adalah “bertanggung jawab”, “adil/berkeadilan”, serta “integritas/kejujuran”. Sementara nilai-nilai yang dianggap responden dapat menjadi perekat dan pelumas yang sudah ada di dalam masyarakat adalah “gotong royong”, “demokrasi”, dan “hak asasi manusia”.

Namun Vivi menekankan hasil lain yaitu faktor “entropi budaya” yang masih cukup tinggi. Ini merupakan faktor yang sebenarnya tidak diperlukan dan tidak menambah nilai. Beberapa hasil dari responden adalah “birokrasi yang berbelit”, “berpegang pada aturan agama”, “korupsi”, “diskriminasi” dan “berpikir jangka pendek”. “Ini menjadi isu-isu yang harus sangat diperhatikan.  Jika ini tidak ditangani dengan baik, bisa menghasilkan konflik, rasa frustrasi, hingga friksi,” ungkap Vivi.

Menanggapi survei Nenilai, Arsjad memberikan gambaran bahwa di Indika Energy Group sendiri, dengan ragam anak perusahan dengan budaya yang berbeda-beda, hal yang dapat dilakukan adalah menghadirkan values atau nilai-nilai dasar perusahaan. Di Indika Energy sendiri terdapat “5+1 Values” yaitu Integritas (Integrity), Kesatuan Dalam Keragaman (Unity in Diversity), Gotong Royong (Teamwork), Prestasi (Achievement), Tanggungjawab Sosial (Social Responsibility) dan Kegesitan (Agility). “Values ini sangat penting saat kita menghadapi tantangan,” ungkap Arsjad.

Nilai kegesitan atau agility lanjut Arsjad menjadi nilai terkini yang ditambahkan dalam 5 nilai sebelumnya. Nilai ini menurutnya sangat penting. “Kita harus bisa beradaptasi, inovatif, dan juga resilient. Business plan awal untuk 5 tahun ke depan misalnya, sudah harus terus dimonitor karena perubahan eksternal yang terjadi secara cepat saat ini,” ungkapnya.

Agar nilai-nilai tersebut dapat terimplementasi dengan baik, Arsjad lantas menekankan beberapa aspek penting. Salah satunya pembangunan karakter yang berkelanjutan. Penerapan teknologi terkini tanpa dukungan karakter manusia yang mumpuni menurut Arsjad akan menjadi sia-sia. “Nilai spiritual hingga pendidikan menjadi tools penting dan harus terus berlanjut dan tidak boleh bosan,” jelasnya.

Sementara menekankan pernyataan Suharso Monoarfa, bahwa kunci memerangi pandemi adalah kerja kolektif pemerintah dan masyarakat, tak lupa Arsjad juga menerangkan betapa implementasi nilai luhur bangsa terus dilakukan Indika Energy. “Karena kita bagian dari bangsa, maka kita bergotong royong dengan berbagai elemen masyarakat mengatasi pandemi. Mulai dari membangun GSI sebagai lab pemeriksaan PCR di Jakarta dan terbaru di Balikpapan, mendukung Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam gerakan #lightupindonesia, hingga donasi APD untuk tenaga medis lewat Satgas Penanganan COVID-19.

Survei Nenilai sendiri mendapatkan dukungan dari para narasumber dialog hari itu. Komarudin Hidayat memberi apresiasi karena menganggap Nenilai mampu menggali nilai-nilai positif dan sumber jatidiri bangsa. “Ini penting sekali. Kita perlu mengapresiasi dan memperkuat nilai luhur bangsa kita,” ungkapnya. Sementara Subandi Sardjoko dari Kementerian PPN/Bappenas menyatakan survei harus dilanjutkan dan dapat menjadi kebijakan yang bisa kita implementasikan.

Sedangkan Alissa Wahid menilai, dengan tantangan bangsa yang masih ada saat ini seperti ketimpangan, kualitas kesehatan, ketidaksetaraan gender, intoleransi, dan korupsi – ideologi bangsa Indonesia harus diperkuat lagi. “Dan survei Nenilai menjadi sangat penting untuk memenangi berbagai tantangan,” ungkap putri mendiang Presiden Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid itu.

Merepresentasikan kaum muda, Mesty Ariotedjo menilai, pemuda bangsa harus menyadari benar nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, sehingga bisa mengetahui dan terus mengembangkan kompetensi diri. “Sehingga nantinya tidak lagi hanya berpikir tentang diri sendiri, namun juga apa yang bisa kita lakukan untuk memberi manfaat ke sekitar,” jelasnya.

Indika Energy dan DayaLima selaku inisiator Nenilai masih akan terus melakukan survei dan berbagai acara pendukung lainnya. Masih terdapat survei fase selanjutnya selama November ini dan Dialog Nasional lanjutan yang akan dilaksanakan pada Desember 2020.

Mari ikut serta mengisi survei Nenilai, melalui link berikut http://bit.ly/survei-nenilai agar kita dapat berkontribusi dan memberikan dampak untuk percepatan Indonesia maju dan menciptakan masa depan yang lebih bermakna.