Memupuk Toleransi dan Silaturahmi Antar Umat Beragama

Bhineka rasa, satu persaudaraan. Walau berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan. Dengan adanya keragaman agama membuat kita mempunyai nilai toleransi yang tinggi dalam tiap individu.

Di tengah keragaman budaya dan agama yang mewarnai Indonesia, toleransi dan silaturahmi antar umat beragama menjadi pilar penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ibarat untaian benang yang berbeda-beda warna, keragaman keyakinan ini justru memperkaya khazanah budaya dan memperkuat tali persaudaraan di antara kita.

Namun, dengan toleransi, kita dapat menjalin hubungan yang harmonis dan saling menghormati. Kita saling terbuka untuk mempelajari keyakinan masing-masing, membangun dialog konstruktif, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Silaturahmi bagaikan benang sutra yang mempererat tali persaudaraan. Ia membuka pintu komunikasi dan memperkuat rasa persatuan di antara umat beragama. Melalui silaturahmi, kita dapat saling mengenal lebih dekat, berbagi cerita dan pengalaman, serta membangun rasa saling percaya dan empati.

Silaturahmi tak hanya memperkuat hubungan antar individu, tetapi juga antar komunitas dan institusi keagamaan. Kegiatan bersama seperti dialog antar agama, perayaan hari besar keagamaan bersama, dan aksi sosial bersama dapat menjadi wadah untuk memperkuat ukhuwah dan membangun rasa persaudaraan yang semakin erat.

Berangkat dari hal tersebut, Indika Foundation dan Majelis Hukama Muslimin Indonesia (MHM) menyelenggarakan kegiatan yang bertemakan “Bhinneka Rasa, Satu Persaudaraan” yang berlangsung pada tanggal 21 Maret 2024 lalu di Ballroom Grand Hyatt Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh para tokoh pemuka agama dari 7 agama dan perwakilan kepercayaan (Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu, Konghucu, dan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa).

Kegiatan bersama Tokoh Lintas Agama ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan dan toleransi di Indonesia. Di tengah keragaman agama dan budaya, penting untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, serta bekerja sama untuk membangun bangsa yang damai dan sejahtera.

Kegiatan ini diawali dengan doa lintas agama yang dibacakan oleh perwakilan perempuan dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dibuka oleh Direktur MHM Indonesia dan Menteri Agama RI yang diwakili oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI Dr. Adib, M.Ag. ”Kita ingin duduk bersama dengan tokoh lintas agama, berbagi rasa, berbagi pengalaman, memanfaatkan momentum bulan Ramadhan yang penuh dengan nuansa religius” dalam sambutannya.

Beberapa tokoh nasional turut hadir dalam kegiatan ini, seperti Professor Dr. Muhammad Quraish Shihab, Pendiri dan Anggota Majelis Hukama Muslimin Pusat; Dr. H. Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI 2014-2019; Ambassador Yasser El Sheimy, Duta Besar Mesir; dan Profesor Dr. Alwi Abdurrahman Shihab, Menteri Luar Negeri RI 1999-2001.

”Majelis Hukama telah berdiri selama 10 tahun sejak dicetuskan di Abu Dhabi tahun 2014 atau 1435 H yang lalu. Alhamdulillah, kali ini saya didaulat untuk menyampaikan konsep puasa menurut Islam selama 3 menit di hadapan para tokoh lintas agama di Indonesia. Bergantian kita mendengarkan konsep puasa menurut agama lain. Indahnya persatuan dan kebersamaan.” ujar Amany Lubis, Rektor UIN Jakarta 2019 – 2023. 

Rangkaian acara bersama dengan tokoh lintas agama ini meliputi talkshow yang membahas tentang keberagaman puasa di berbagai agama, seremoni tokoh lintas agama dengan melakukan penyiraman pohon keben sebagai simbol pohon perdamaian di Indonesia, dan buka puasa bersama.

Talkshow yang dipandu oleh Ayu Kartika Dewi, Managing Director Indika Foundation ini membahas tentang makna dan nilai puasa dalam berbagai agama. Para peserta juga bercerita tentang bagaimana puasa dapat menjadi sarana untuk memperkuat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama serta berbagi pengalaman mereka menjalankan ibadah puasa dalam agama masing-masing.

Seremoni penyiraman pohon keben merupakan simbolisasi komitmen para tokoh lintas agama untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan di Indonesia. Pohon keben dipilih karena maknanya yang melambangkan keteduhan, kesejukan, dan toleransi.

Kegiatan bersama Tokoh Lintas Agama ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan dan toleransi di Indonesia. Di tengah keragaman agama dan budaya, penting untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, serta bekerja sama untuk membangun bangsa yang damai dan sejahtera.

Kegiatan ini merupakan salah satu bukti nyata komitmen Indika Foundation dan MHM Indonesia untuk terus mendorong dialog antarumat beragama dan membangun persaudaraan di Indonesia. Diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini, toleransi dan saling menghormati antar umat beragama dapat semakin terjaga, dan Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam membangun perdamaian dan persaudaraan.