Manusia adalah Kunci Keberhasilan Perusahaan

Setiap perusahaan mengedepankan people sebagai bagian terpenting untuk menjalankan program-program yang dirancang untuk kemajuan perusahaan. Fondasi dari perusahaan adalah human capital, bagaimana perusahaan find the right person for the right position.

Pada era awal 90-an bermunculan industri atau perusahaan yang orientasinya keuntungan semata. Perusahaan-perusahaan tersebut mencemari lingkungan secara terang-terangan demi tercapainya keuntungan. Dampak kerusakan lingkungan yang terjadi cukup beragam, mulai dari pemanasan global, pencemaran lingkungan hidup, deforestasi, kerusakan sumber daya alam, dan lain-lain. Sayangnya, perusahaan terkait cenderung abai terhadap dampak negatif yang timbul akibat operasional perusahaan ini.

Pada 1994, John Elkington, seorang penulis asal Inggris, melayangkan kritik tajam kepada perusahaan dan industri tersebut melalui bukunya Cannibal with Forks. Di dalam buku tersebut, John Elkington mencetuskan konsep triple bottom line (TBL). Secara singkat, TBL adalah konsep yang berhubungan dengan tiga unsur penting, yaitu kesejahteraan ekonomi, kualitas lingkungan, dan keadilan sosial.

Dengan kata lain, pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari segi ekonomi, tetapi juga dari aspek sosial dan lingkungan. Tiga unsur tersebut dianggap sebagai landasan fundamental untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.

Unsur TBL ini lebih banyak dikenal sebagai sebutan 3P yang mewakili people, planet dan profit. Saat ini kita akan menelisik lebih dalam mengenai aspek 3P yang pertama, people,  dimana unsur ini adalah yang paling utama dalam konsep keberlanjutan. Setiap kegiatan bisnis, tentu melibatkan orang, baik karyawan yang turut mengelola perusahaan maupun masyarakat di sekitar lokasi perusahaan berdiri.

Indika Energy juga mengedepankan people sebagai bagian terpenting untuk menjalankan program-program yang dirancang untuk kemajuan perusahaan. Manusia adalah kunci untuk keberhasilan sebuah perusahaan. Pondasi dari organisasi atau perusahaan itu adalah human capital, bagaimana kita find in the right person in the right position.

Merujuk pada TBL, pengusaha perlu menjawab salah satu pertanyaan penting, yaitu bagaimana perusahaan mempengaruhi dan membawa keuntungan bagi pekerja dan masyarakat sekitar? 

Perlu dipahami, perhatian kepada orang-orang yang terlibat di perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjamin keberlangsungan bisnis. Maka dari itu, idealnya perusahaan tak hanya fokus untuk meraih profit (keuntungan), tetapi juga menaruh kepedulian terhadap orang-orang yang berperan penting pada bisnisnya.

Ditilik dari sisi branding, penerapan konsep ini akan membentuk citra yang baik bagi perusahaan, baik di mata karyawan maupun dalam benak masyarakat sebagai konsumen. Jika perusahaan mau menerapkan konsep TBL, aspek people dapat diterapkan dalam bentuk memberikan upah yang adil, humane-working system, pemberdayaan melalui berbagai pelatihan, dan sebagainya.

Penting untuk membedakan antara pemegang saham dan pemangku kepentingan perusahaan. Secara tradisional, dunia usaha lebih mengutamakan nilai pemegang saham sebagai indikator kesuksesan, yang berarti mereka berupaya menghasilkan nilai bagi mereka yang memiliki saham perusahaan tersebut. Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan keberlanjutan, mereka mengalihkan fokus mereka ke arah menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan yang terkena dampak keputusan bisnis, termasuk pelanggan, karyawan, dan anggota masyarakat.

Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan perusahaan untuk memberikan dampak terhadap masyarakat dan melayani generasi mendatang termasuk memastikan praktik perekrutan yang adil dan mendorong kesukarelaan di tempat kerja. Mereka juga dapat melihat secara eksternal untuk melakukan perubahan dalam skala yang lebih besar. Misalnya, banyak organisasi telah membentuk kemitraan strategis yang sukses dengan organisasi nirlaba yang memiliki tujuan yang sama.

Indika Energy menjalankan konsep pengembangan karyawan dengan 70% on-the-job learning, 20% social learning, 10% self-learning. Perpaduan pelatihan, kolaborasi antar anggota organisasi/perusahaan, serta penugasan/assignment merupakan program pengembangan talent yang efektif.

Indika Energy juga mengedepankan people sebagai bagian terpenting untuk menjalankan program-program yang dirancang untuk kemajuan perusahaan. Manusia adalah kunci untuk keberhasilan sebuah perusahaan. Fondasi dari organisasi atau perusahaan itu adalah human capital, bagaimana kita find in the right person in the right position

Sebagai perusahaan yang terus bertumbuh dan berkembang, Indika Energy berpegang teguh pada values perusahaan yang menjadi pondasi untuk menyelaraskan dan mensinergikan setiap individu yang ada didalamnya, baik top manajemen hingga karyawan yang terlibat. Sangat penting bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh individu tersebut sejalan/selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Jika terdapat ketidakcocokan antara keduanya, pastinya akan menghambat pertumbuhan.

Saat ini Indika Energy menjalankan konsep pengembangan karyawan dengan 70% on-the-job learning, 20% social learning, 10% self-learning. Mengacu kepada konsep tersebut, perusahaan melanjutkan implementasi pembelajaran online, dan metode pembelajaran offline berdasarkan competencies building block Indika Energy. Perpaduan pelatihan, kolaborasi antar anggota organisasi/perusahaan, serta penugasan/assignment merupakan program pengembangan talent yang efektif. Hal yang penting juga adalah mengupayakan development karyawan melalui program employee relations untuk memelihara produktivitas karyawan (e.g. topik-topik terkait kesehatan, pengelolaan keuangan, dll). 

Pada tahun 2024 ini, Human Capital melakukan kurasi atas ribuan training module di LinkedIn Learning sesuai dengan peta kompetensi Indika Energy; berkomunikasi dengan pihak ketiga seperti vendor pelatihan, dan sekolah bisnis, baik dalam dan luar negeri, dalam menyusun program pengembangan sesuai kebutuhan perusahaan; serta mendorong setiap atasan/superior untuk mengembangkan potensi anggota timnya.

Indika Energy percaya bahwa budaya organisasi unggul berlandaskan pada nilai-nilai UNITAAS (Unity in Diversity, Integrity, Teamwork, Achievement, Agility dan Social Responsibility) nilai-nilai itu telah membawa kita pada sukses di masa lalu, saat ini dan masa mendatang.

“Menurut kami, atasan-lah yang paling mengetahui kebutuhan anggota timnya. Selain itu, melalui employee engagement survey tahun 2023, kami mendapatkan insight langsung dari karyawan yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan development program di tahun 2024.” tutur Beni Pandu Gautama, Head of Human Capital Indika Energy.

Dari semua itu tentu banyak tantangan yang dihadapi terlebih dari segi desain program. Mengupayakan desain program learning yang bersifat “one size fits all” cukup menantang. Seperti kita tahu bahwa faktor kebutuhan karyawan, style/cara belajar, dan tujuan karir setiap karyawan berbeda-beda. Hal tersebut bisa mempengaruhi desain program development. Disamping itu, diperlukan komitmen karyawan untuk menyeimbangkan waktu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dengan aktivitas program development. Kita perlu mengambil jarak sedikit dari rutinitas sehari-hari, mengevaluasi diri kita dan “mencari serta memenuhi kebutuhan diri kita” agar tetap selaras dengan tujuan perusahaan.

Untuk memberikan dampak positif terhadap karyawan sebagai pilar terpenting di perusahaan, Indika Energy mengembangkan talent agar memiliki kompetensi strategic agility, dapat mendorong sinergi, dan berorientasi operational excellence. Dan juga menanamkan/instill INDY Core Values ke segenap anggota organisasi. Indika Energy percaya bahwa budaya organisasi unggul berlandaskan pada nilai-nilai UNITAAS (Unity in Diversity, Integrity, Teamwork, Achievement, Agility dan Social Responsibility) nilai-nilai itu telah membawa kita pada sukses di masa lalu, saat ini dan masa mendatang.