Indika Energy Terus Kembangkan Potensi Tenaga Surya di Indonesia

Masa depan energi terbarukan di Tanah Air semakin nyata. Indika Energy terus meningkatkan kapasitasnya, bertransisi menuju Indonesia yang berkelanjutan.

Pada 4 April 2022 di Jakarta, Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) menggelar diskusi panel dengan menghadirkan Fourth Partner Energy, perusahaan India pengembang solusi energi surya, yang merupakan mitra Indika Energy dalam mendirikan EMITS. 

EMITS didirikan pada Maret 2021 melalui kemitraan dengan Fourth Partner Energy yang dimiliki secara mayoritas oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia. Pendirian EMITS ini merupakan wujud komitmen Indika Energy dalam mendiversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.

“Kemampuan dan kompetensi Fourth Partner Energy selama lebih dari 10 tahun tentu dapat membantu EMITS untuk terus mengembangkan potensi energi surya di Indonesia. Hal ini tentunya merupakan bagian dari upaya Indika Energy dalam mendukung transisi energi nasional dan meningkatkan daya saing industri energi terbarukan di Tanah Air,” tutur Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy. 

Kebutuhan energi terbarukan di dunia menjadi hal yang tak bisa dihindari. Pihak Fourth Partner Energy misalnya mengambil contoh di India sendiri pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah menjadi program nasional selama lebih dari satu dekad. “Kami akan terus berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui EMITS untuk dapat semakin mengembangkan tenaga surya di Indonesia dan mengintensifkan langkah dekarbonisasi yang dilakukan Indika Energy Group,” tutur Vivek Subramanian, Co-Founder and Executive Director Fourth Partner Energy. 

Bagian dari upaya Indika Energy dalam mendukung transisi energi nasional dan meningkatkan daya saing industri energi terbarukan di Tanah Air.

Pembentukan EMITS memang merupakan bagian dari upaya konkret Indika Energy untuk meningkatkan 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050. Hal yang tentu tidak mudah, mengingat juga dinamisnya berbagai aspek di dalam industri energi. 

Director and Group Chief Investment Officer Indika Energy, Purbaja Pantja menyatakan Indika Energy akan terus memperkuat diversifikasi usaha yang dilakukan. “EMITS tentu berperan dalam hal ini. Kita berharap kapasitas project yang dilakukan EMITS akan berada di kisaran 100 megawatt di tahun ini, dan meningkat ke level 500 megawatt by 2025. Ini tentu saja akan berkontribusi pada target pendapatan 50-50 pada akhir 2025,” ungkap Purbaja.

Purbaja juga menuturkan bahwa harga batubara merupakan aspek di luar kendali perusahaan, tapi yang bisa kita kendalikan adalah cara Indika Energy untuk tetap fokus dalam melakukan diversifikasi bisnis. ”Proses diversifikasi kami akan terus berjalan sesuai rencana. saat ini prosesnya sudah berjalan sekitar 4 tahun, bibit sudah ditanam, dan dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat hasil dari penanaman bibit tersebut.”

Inisiatif energi terbarukan sendiri terus dilakukan di beberapa wilayah kerja Indika Energy Group seperti misalnya di rooftop gedung INDY Bintaro, Jakarta yang telah terpasang solar PV dengan baterai 313 KWp. “Selain memberikan solusi energi bersih, hal ini juga bisa mengurangi biaya listrik yaitu rata-rata 10-15% per hari,” ungkap Yovie Priadi, Direktur Utama dan CEO EMITS. Sementara itu, di site Kideco di Batu Kajang, Kalimantan Timur, telah terpasang Solar PV 409 KWp, plus baterai 100 MW hour yang dapat menghemat 132.755 liter penggunaan diesel per tahun dan menghemat energi sebesar 1.765 GJ pada tahun 2021. 

EMITS sendiri menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan sebesar 80 – 100 MWp di tahun 2022 dan 500 MWp pada 2025.

Ke depannya, Yovie tidak menampik jika EMITS juga merambah green solutions untuk berbagai sektor industri lainnya seperti transportasi. ”Kita terus melihat peluang lain untuk mengembangkan bisnis kami, salah satunya adalah solar charger untuk Electric Vehicle (EV). Ada dua kemungkinan pengelolaan bisnisnya, yaitu solar photovoltaic (PV) battery di sisi supply, dan EV solutions di sisi demand. Kami ingin mengelola kedua sisi tersebut,” ujarnya. 

Hingga saat ini, EMITS telah memperluas portofolionya melalui pemasangan solar PV , pengembangan pelabuhan berkelanjutan (green port), hingga pembangunan PLTS hybrid kombinasi solar PV dengan baterai berkapasitas terbesar di Indonesia. EMITS sendiri menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan sebesar 80 – 100 MWp di tahun 2022 dan 500 MWp pada 2025. “Untuk mencapai target ini, EMITS menyasar segmen industri, komersial, dan utility. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak swasta maupun pemerintah, termasuk PLN,” tegas Yovie. 

Sejauh ini, EMITS telah melakukan kemitraan bersama dengan beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia yang menjalankan bisnis di area perkebunan, pulp and paper, pembangkit listrik, pertambangan, produk kayu, gedung perkantoran, pelabuhan (green port). Pada Maret 2022, EMITS menandatangani perjanjian dengan PT Mangole Timber Producer yang merupakan bagian dari Sampoerna Kayoe Group untuk membangun PLTS ground-mounted berkapasitas 12 MWp dan sistem baterai 3 MWh di wilayah operasional Sampoerna Kayoe Group yang berlokasi di Mangole, Maluku Utara.