Indika Energy Selesaikan Divestasi 69,8% Saham Petrosea

Langkah nyata kurangi eksposur di bisnis batubara untuk mencapai target 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada 2025.

Pada 28 Juli 2022, Indika Energy telah menyelesaikan transaksi penjualan keseluruhan 704.014.200 saham yang mewakili 69,8% kepemilikan saham perusahaan di Petrosea kepada PT Caraka Reksa Optima (Caraka). Harga penjualan saham setara dengan Rp 3.117 per lembar saham dengan total sebesar US$ 146.580.000 untuk 69,8% modal disetor dari Petrosea (berdasarkan penilaian US$ 210.000.000 untuk 100% saham). 

Dengan selesainya transaksi ini, Petrosea tidak lagi menjadi anak perusahaan Indika Energy dan tidak lagi dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Indika Energy. Perusahaan juga menilai tidak ada dampak yang signifikan di sisi operasional karena Petrosea akan melanjutkan kontrak yang sedang berjalan dengan perusahaan. 

“Penjualan saham Indika Energy di Petrosea menjadi langkah nyata perusahaan untuk mengurangi eksposur di bisnis batubara, sejalan dengan komitmen Indika Energy untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan netral karbon pada tahun 2050. Kami mengharapkan yang terbaik untuk pertumbuhan bisnis Petrosea ke depannya” jelas Azis Armand, Vice President Director dan Group CEO Indika Energy. 

Menurut Azis, Indika Energy terus mengkaji portofolio bisnisnya dan mengutamakan aspek berkelanjutan, serta akan fokus melakukan diversifikasi di luar sektor intinya di bidang energi dan pertambangan. “Hasil penjualan Petrosea akan digunakan untuk memperkuat finansial perusahaan, serta mendanai diversifikasi bisnis perusahaan yang mengedepankan aspek berkelanjutan sehingga dapat memaksimalkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan,” jelas Azis.

Sekilas tentang perjalanan Petrosea di bawah bendera Indika Energy, pada tahun 2009, Indika Energy resmi mengakuisisi 98,55% saham perusahaan ini. Pada 2016, Petrosea resmi ditetapkan sebagai operator Pusat Logistik Berikat (PLB) sektor minyak & gas bumi yang terletak di Tanjung Batu, Balikpapan, Kalimantan Timur. Pada 2017, perusahaan ini meresmikan “Petrosea Offshore Supply Base” (POSB) di Sorong untuk memberikan dukungan dan layanan kepada sektor minyak & gas bumi di Indonesia bagian timur. 

Penjualan saham Indika Energy di Petrosea menjadi langkah nyata perusahaan untuk mengurangi eksposur di bisnis batubara, sejalan dengan komitmen Indika Energy untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025 dan netral karbon pada tahun 2050.

Seiring dengan tujuan keberlanjutan Indika Energy Group, Petrosea juga berekspansi ke bisnis digitalisasi pertambangan untuk meminimalkan jejak karbon dari kegiatan operasional. Petrosea telah mengimplementasi Project Minerva yang dimulai sejak 2018 sebagai langkah strategis untuk menerapkan digitalisasi dan teknologi demi meningkatkan kinerja operasional serta menjadikan Petrosea sebagai yang terdepan dalam hal technology adoption. Pada tahun 2019, Petrosea terpilih oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network berkat kesuksesannya dalam mengimplementasikan teknologi industri 4.0 untuk memperkuat kinerja finansial dan operasional perusahaan.

Menuju Netral Karbon

Sejak 2018, Indika Energy sendiri telah berkomitmen untuk menjadikan perjalanan perusahaan lebih sustainable. Indika Energy memulai langkah diversifikasi bisnis dan mengembangkan bisnis di luar sektor batubara. Batubara memang masih menjadi sumber energi yang masih melimpah di Indonesia dan relatif terjangkau, namun dalam perspektif waktu yang lebih panjang, batubara akan habis dan digantikan dengan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

Mewujudkan komitmen keberlanjutan Indika Energy ada tiga cara utama yang dilakukan yaitu investasi di sektor non-batubara, dekarbonisasi operasional, dan divestasi bisnis tinggi karbon.

Mewujudkan komitmen Indika Energy untuk meningkatkan pendapatan non-batubara menjadi setidaknya 50% pada tahun 2025, dan mencapai netral karbon pada tahun 2050 atau lebih awal, terdapat tiga cara utama yang dilakukan.

Pertama, investasi di sektor non-batubara. Sebagai bagian dari transisi energi yang lebih luas, Indika Energy melakukan diversifikasi dan investasi di berbagai sektor rendah karbon, termasuk energi baru dan terbarukan, solusi berbasis alam, hingga kendaraan listrik (EV) dan infrastruktur EV.

Kedua, dekarbonisasi operasional. Meminimalkan jejak karbon adalah bagian penting dari fokus dan target Indika Energy untuk mencapai netral karbon pada tahun 2050, dan akan berkontribusi pula pada komitmen dekarbonisasi Indonesia secara lebih luas.

Ketiga, divestasi bisnis tinggi karbon. Indika Energy sudah mulai mengurangi eksposur terhadap bisnis terkait batubara. Pada Oktober 2021, Indika Energy telah melakukan divestasi atau penjualan seluruh saham perusahaan di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS). Disusul kemudian penjualan Petrosea. Langkah-langkah ini merupakan bagian penting dari visi jangka panjang untuk mencapai tujuan keberlanjutan perusahaan dalam berkontribusi pada dunia yang lebih baik bagi semua.