Dunia yang Semakin Gencar dengan Aksi Hijau

Berbagai teknologi dan produk terbaru hadir dengan fitur yang makin ramah lingkungan.

Dunia terus berpacu dengan waktu untuk urusan lingkungan hidup. Penelitian terbaru yang diterbitkan Mei 2023 dalam Journal Nature Sustainability misalnya, sekelompok ilmuwan menyatakan fenomena pemanasan global dengan perkiraan bumi akan lebih hangat 2,7 derajat Celcius pada akhir abad ini.

Maka tak heran jika berbagai daya upaya dalam berbagai skala, terus dilakukan manusia sehingga bumi tidak terus memburuk. Peneliti di University of Cambridge, Inggris misalnya, pada Mei 2023 menyatakan telah mengembangkan sebuah sistem yang dapat mengubah limbah menjadi produk kimia dengan menggunakan energi terbarukan.

Teknologi ini dapat mengubah dua aliran limbah yaitu gas rumah kaca dan plastik, menjadi dua bahan bakar berkelanjutan yakni syngas dan asam glikolat, secara bersamaan. Ini adalah pertama kalinya proses tersebut dicapai dengan menggunakan reaktor bertenaga surya. Reaktor mengubah karbon dioksida (CO2) dan plastik menjadi berbagai produk yang kemudian dapat digunakan di berbagai industri.

Syngas adalah komponen utama bahan bakar cair berkelanjutan, sedangkan asam glikolat banyak digunakan dalam industri kosmetik. Sistem yang dikembangkan oleh para peneliti ini dapat mengatasi polusi plastik dan menjadi “game-changer” dalam pengembangan ekonomi sirkular.

Jika Cambridge mencoba mengubah CO2 pada limbah, maka Jepang juga coba mengatasinya dengan cara yang “unik”. Di negara tersebut sebentar lagi hadir mesin penjual otomatis baru yang menarik perhatian bukan karena barang yang dijual, melainkan teknologinya: menyerap CO2 dari udara.

Indika Energy terus berupaya untuk memenuhi komitmennya untuk menjadi perusahaan yang mencapai netral karbon pada tahun 2050. Selaras dengan hal ini, Indika Energy tetap mempertahankan fokus dan upaya untuk dekarbonisasi.

Tak hanya menyerap, CO2 yang diserap oleh mesin yang dibuat oleh raksasa minuman Asahi ini kemudian akan digunakan untuk membuat bahan industri seperti pupuk dan beton, yang sebagian akan digunakan untuk membangun hamparan rumput laut di laut, sehingga menciptakan “ekosistem karbon biru”. 

Saat ini mesin sudah melewati tahap pengembangan awal, dan tengah menunggu hak paten. Asahi berencana memasang total 30 mesin di tempat-tempat dengan tingkat karbon dioksida yang tinggi seperti Kanto dan Kansai, dan kawasan yang paling padat penduduk seperti Tokyo dan Osaka, untuk membandingkan dan memverifikasi jumlah dan kecepatan penyerapan CO2.

Indika Energy terus berupaya untuk memenuhi komitmennya untuk menjadi perusahaan yang mencapai netral karbon pada tahun 2050. Selaras dengan hal ini, Indika Energy tetap mempertahankan fokus dan upaya untuk dekarbonisasi. 

”Pada tahun 2022, Indika Energy berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca Scope 1 sebesar 14% dan mempertahankan intensitas emisi Scope 1 pada 0,022 ton CO2 ekuivalen per ton produksi batubara. Hal ini menunjukkan kemajuan yang baik, bahkan telah melampaui beberapa rencana target 2025 yang diantaranya untuk mengurangi 10% dari baseline emisi Perseroan di tahun 2020,” tutur Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy.

Sementara dalam aspek perkembangan kendaraan listrik yang juga menjadi salah satu komponen penting dalam menciptakan dunia yang lebih hijau, semangat yang sama dirasakan di Indika Energy, yang kini telah merambah ke berbagai usaha ramah lingkungan. Sebut saja kendaraan listrik yang kini sedang digandrungi masyarakat di berbagai belahan dunia.

Indika Energy percaya bahwa masa depan adalah apa yang kita kerjakan. Untuk mempercepat transisi menuju energi yang berkelanjutan, diperlukan kerja sama baik untuk mengembangkan solusi yang produktif dan inovatif.

Setelah sebelumnya meluncurkan ALVA ONE, pada akhir Mei lalu ALVA telah meluncurkan ALVA CERVO dengan berbagai keunggulan teknologi mutakhir yang ramah lingkungan dengan menggandeng teknologi digital seperti Heft Prevention yaitu fitur yang berfungsi untuk mencegah terjadi pencurian. Fall Down Alert, yaitu fitur yang berfungsi untuk menginformasikan jika motor terjatuh. Fitur Geofencing Alarm, berfungsi untuk menginformasikan jika motor berjarak lebih dari 50m dari pengguna, hingga fitur-fitur lainnya yang kini dihadirkan oleh ALVA seri kedua.

Teknologi motor listrik, ALVA CERVO juga dilengkapi dengan Next Generation Powertrain yang mampu menghasilkan tenaga maksimum dan torsi yang tinggi sebesar 53,5 Nm. ALVA CERVO juga memiliki akselerasi yang kuat dan fitur daya baterai hingga 125 km, mampu menembus kecepatan hingga 103 km/jam, serta memiliki fitur anti banjir dengan kedalaman rendam 50 cm. 

Kini juga tak hanya menjadi monopoli produsen mobil atau motor. banyak teknologi berbasis kendaraan listrik seperti halnya produsen kapal pesiar mewah Polandia, Sunreef Yachts telah mengumumkan peluncuran kapal berjenis katamaran Sunreef Power Eco 80 yang diklaim “kapal pesiar motor listrik tercanggih di dunia”. Kapal ini adalah yang pertama dari generasi baru katamaran ramah lingkungan yang dihasilkan produsen tersebut.

Menggunakan teknologi ramah lingkungan terbaru, model ini dilengkapi dengan dua mesin 360 kW dan satu set baterai 990 kWh yang menurut laporan, 30 persen lebih ringan dari rata-rata baterai yang digunakan. Struktur komposit telah dilengkapi dengan panel tenaga surya tipis yang mencakup hingga 200 meter persegi. Di seluruh interior terdapat pula pilihan bahan finishing ramah lingkungan yang digunakan. Sunreef 80 Power Eco ditargetkan sudah dapat digunakan konsumen pada tahun 2025.

Bagi Indika Energy, ini merupakan kesempatan penting untuk menawarkan perspektif Perseroan tentang keberlanjutan Indonesia yang merata. “Indika Energy percaya bahwa masa depan adalah apa yang kita kerjakan. Untuk mempercepat transisi menuju energi yang berkelanjutan, diperlukan kerja sama baik untuk mengembangkan solusi yang produktif dan inovatif,” tutur Arsjad. 

 

Sumber: Euronews, Boat International, Japan Today