Akselerasi Indika Energy di Industri Kendaraan Listrik Indonesia

Langkah konkret joint venture dengan produsen elektronik dunia.

Apakah Anda sudah tertarik, atau setidaknya sudah pernah terlintas di dalam pikiran, untuk membeli kendaraan listrik? Jika niat Anda membeli kendaraan tersebut berlatar belakang kepedulian terhadap lingkungan, Anda sudah berada di rel yang benar. 

Dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change yang dirilis April 2022 menyebutkan, para ilmuwan dari seluruh dunia telah mengkaji penelitian tentang upaya mitigasi perubahan iklim. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa penurunan biaya untuk energi terbarukan dan baterai kendaraan listrik, selain perubahan kebijakan, telah memperlambat pertumbuhan perubahan iklim dalam dekade terakhir.

Maka berbagai inisiatif terkait hadirnya kendaraan listrik di Tanah Air perlu mendapat apresiasi. Apalagi pemerintah Indonesia menargetkan penetrasi kendaraan listrik sebanyak 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik di Indonesia pada 2030.

Indika Energy melalui anak perusahaannya, Mitra Motor Group (MMG), memperluas komitmen netral karbon ke sektor kendaraan listrik, dengan mendirikan perusahaan patungan (joint venture) dengan afiliasi Hon Hai Technology Group (Foxconn), Foxteq Singapore. Perusahaan patungan, Foxconn Indika Motor (FIM), akan melakukan bisnis manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai listrik, serta menyediakan layanan konsultasi manajemen.

Purbaja Pantja, Director and Group Chief Investment Officer Indika Energy mengatakan, “Melihat potensi besar dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, Indika Energy menyambut baik kemitraan bersama Foxconn sebagai perusahaan global yang mengembangkan kendaraan listrik. Kolaborasi ini akan memberikan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif dan bertujuan untuk mendukung Indonesia menjadi salah satu pengembang ekosistem kendaraan listrik dan baterai terkemuka.” 

Kolaborasi ini akan memberikan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif dan bertujuan untuk mendukung Indonesia menjadi salah satu pengembang ekosistem kendaraan listrik dan baterai terkemuka.

“Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara serta telah berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih yang ambisius,” kata Troy Wu, Head of Battery Strategy Foxconn. “Usaha joint venture ini menggarisbawahi komitmen Foxconn untuk mendukung mitra kami di Indonesia dalam tujuan bersama untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan.”

Pendirian FIM merupakan kelanjutan dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Januari 2022 oleh Indika Energy, Foxconn, dan mitra lainnya. Kerjasama ini dilakukan melalui skema Build – Operate – Localize (BOL) di Indonesia. Skema BOL dilakukan melalui tiga tahap, yaitu building, operating, dan localizing, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas industri Indonesia di bidang industri kendaraan listrik dan industri pendukungnya termasuk baterai listrik. Indika Energy, Foxconn, dan mitra lainnya akan menjajaki kerjasama investasi yang luas untuk ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia.

Foxconn merupakan entitas yang telah berdiri sejak tahun 1974 di Taiwan, Hon Hai Technology Group (Foxconn) adalah produsen elektronik terbesar di dunia. Foxconn juga merupakan penyedia solusi teknologi terkemuka, dan terus memanfaatkan keahliannya dalam perangkat lunak dan perangkat keras untuk mengintegrasikan sistem manufaktur uniknya dengan teknologi baru. Foxconn telah memperluas kemampuannya ke dalam pengembangan kendaraan listrik, kesehatan digital, dan robotika, dan tiga teknologi utama – teknologi komunikasi generasi baru, AI, dan semikonduktor – yang merupakan kunci untuk mendorong strategi pertumbuhan jangka panjangnya. 

Joint venture kedua perusahaan ini juga tidak terlepas dari aspirasi yang serupa dari keduanya dalam aspek keberlanjutan. Foxconn telah berdedikasi untuk memperjuangkan kelestarian lingkungan dalam proses manufaktur dan berfungsi sebagai model praktik terbaik untuk perusahaan global. 

Joint venture kedua perusahaan ini juga tidak terlepas dari aspirasi yang serupa dari keduanya dalam aspek keberlanjutan.

Hal ini selaras dengan aspirasi Indika Energy untuk membangun masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Indika Energy telah berkomitmen terkait sustainability development dan memiliki roadmap untuk mencapai net-zero carbon di 2050. “Bukan hanya itu, perusahaan ini juga memiliki komitmen dalam mendukung usaha pemerintah dalam menekan emisi karbon. Maka Indika Energy melakukan diversifikasi bisnis yang mengarah energi hijau,” tutur Purbaja. 

Pengembangan di sektor non-coal dilakukan juga dengan mendorong ekosistem dengan salah satunya adalah solusi mobilitas. “Kami melihat sektor kendaraan listrik yang telah kami investasikan sebagai solusi mobilitas, akan mendapat perhatian lebih di tahun-tahun mendatang dan hal ini juga sebagai bagian dari solusi perubahan iklim di Indonesia,” tutur Purbaja.

Indonesia merupakan pasar potensial untuk kendaraan listrik. Saat ini misalnya Indonesia memiliki tingkat penetrasi kepemilikan kendaraan roda dua tertinggi di dunia (sekitar 42%, berdasarkan jumlah kendaraan yang dimiliki per 100 penduduk) dan merupakan pasar terbesar ketiga untuk kendaraan roda dua secara umum dengan 6 juta sepeda motor terjual setiap tahunnya. Pasar E2W (electric two-wheelers) diproyeksikan akan tumbuh dengan pesat dibandingkan motor konvensional karena harganya sebanding dengan biaya operasional E2W yang lebih rendah.

Besarnya potensi ini lanjut Purbaja terjadi salah satunya oleh semakin meleknya masyarakat akan keuntungan dan juga manfaat menggunakan kendaraan listrik. “Maka kami mendorong untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama kendaraan listrik dunia, dengan tidak hanya mengembangkan produk motor listrik, tapi juga ekosistem mobilitas berbasis listrik di Indonesia,” jelas Purbaja.

Indika Energy berharap pengembangan usaha di industri non-batubara, termasuk motor listrik, dapat mewujudkan aspirasi perusahaan ini untuk mencatatkan pendapatan non-batubara meningkat hingga minimal 50% pada tahun 2025.