Air Bersih untuk Indonesia yang Lebih Sehat

Kolaborasi Indika Energy membangun 16 sumur bor di Nusa Tenggara Timur.

Jika Anda dihadapkan pada dua pilihan benda yang dapat membantu Anda hidup lebih lama, antara air dan perhiasan mahal, rasanya Anda akan memilih air. Karena air lah sumber kehidupan yang lebih esensial dan diperlukan secara berkelanjutan. 

Terlebih lagi air bersih yang dapat membuat kita terhindar dari penyakit. Sayangnya, berdasarkan hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menyatakan, bahwa akses kualitas air minum aman baru bisa dinikmati oleh 11,9% penduduk Indonesia. Bahkan studi menemukan, 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E-coli). 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengatakan untuk menjamin semua masyarakat mempunyai akses terhadap air minum yang layak dan aman, pemerintah Indonesia menargetkan 100% akses air minum layak dan 15% akses air minum aman di Tahun 2020-2024.

Dalam aspek lain, dalam kesepakatan pembangunan berkelanjutan dunia lewat Sustainable Development Goals (SDG), salah satunya yaitu SDG 6 yang mengangkat aspek Air Bersih dan Sanitasi. SDG 6 menyatakan akses ke sanitasi air yang aman dan pengelolaan ekosistem air tawar yang baik, penting untuk kesehatan manusia dan keberlanjutan lingkungan dan kemakmuran ekonomi. 

Bertempat di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, Indika Energy menemukan 16 lokasi yang tepat untuk membangun sumur-sumur tersebut.

Kedua tujuan itu tentu perlu kita dukung bersama, meski tantangannya tidak mudah. Sulitnya akses terhadap air bersih di Indonesia terjadi di berbagai wilayah. Menurut Pusat Studi Lingkungan Hidup Universita Gajah Mada, bahkan masyarakat kota juga tidak terhindar dari permasalahan air. Drainase yang buruk membuat kawasan perkotaan seringkali tergenang ketika curah hujan tinggi. Air yang tergenang akibat hujan tidak dapat tertampung dengan baik karena tidak adanya daerah tangkapan air.

Sedangkan kondisi sungai banyak yang sudah tercemar, tersumbat oleh sampah dan menjadi dangkal karena sedimentasi. Sungai pun tidak lagi dapat menampung air dan mengalirkan air dengan baik sehingga menyebabkan banjir yang parah. Alhasil air layak guna semakin berkurang, sedangkan air yang tercemar semakin bertambah.

Sementara itu sekitar 80% kebutuhan air bersih masyarakat khususnya di wilayah urban, pusat industri dan permukiman padat berasal dari air tanah. Menurut Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kawasan Pertambangan, meski air tanah bersifat dapat diperbaharui, tetapi jika dikomparasikan dengan periode hidup manusia, air tanah juga dapat dikategorikan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu, ancaman penting lainnya terkait dengan penggunaan air tanah berlebihan yang berpotensi mengakibatkan penurunan muka air tanah yang menjadi salah satu ancaman yang dapat menenggelamkan kota-kota di pesisir Indonesia.

Atas kepedulian terhadap isu air bersih ini, Indika Energy berkolaborasi dengan Kodam IX/Udayana, Persatuan Purnawirawan TNI AD dan KADIN Indonesia, mendukung upaya pemerintah membangun akses air bersih untuk masyarakat. 

Kali ini bertempat di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, Indika Energy menemukan 16 lokasi yang tepat untuk membangun sumur-sumur tersebut. Peresmian sumur bor ini sendiri telah dilakukan pada Senin, 11 Juli 2022 di Desa Noelbaki, Kupang. 

Lokasi sumur bor tersebar di lima kabupaten yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, dan Belu. Wilayah-wilayah ini setiap tahunnya mengalami krisis air bersih karena selain sumber air yang minim, serta musim hujan yang berlangsung relatif singkat. Untuk sekadar mendapatkan air bersih, masyarakat harus berjalan beberapa kilometer. Kalau pun menunggu pasokan dari truk yang membawa air bersih, jumlah air yang tersedia akan sangat terbatas. Sehingga pembangunan sumur bor ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lebih dari 1.600 rumah tangga atau 10.500 jiwa.

Indika Energy juga berfokus pada solusi seperti mendaur ulang air bekas dan memanen air hujan. Kami juga memantau dengan cermat proses penggunaan, pengolahan, dan pembuangan air, untuk memastikan bahwa air yang kami masukkan kembali ke ekosistem setidaknya sebersih saat kami mengambilnya.

Selain membangun sumur-sumur air bersih, Indika Energy juga membantu mengembangkan infrastruktur pendukung, termasuk fasilitas pemandian umum dan palung air.  Dengan adanya bantuan ini, masyarakat NTT diharapkan dapat membangun keluarga yang lebih sehat dengan akses air yang mudah, serta mampu mengembangkan ketahanan ekonomi keluarga secara berkelanjutan. 

Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy dalam inisiatif perusahaan ini menyatakan pentingnya kerja sama untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga percepatan akses terhadap air bersih untuk masyarakat Indonesia dapat tercapai. “Hal ini juga sejalan dengan komitmen sustainability yang Indika Energy miliki, terutama dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dimana air bersih dan sanitasi menjadi salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Arsjad.

Akses air bersih lanjut Arsjad adalah hak asasi manusia. Pendekatan Indika Energy adalah untuk memastikan bahwa penggunaan air tidak menghilangkan sumber daya berharga ini bagi orang lain. “Dalam kegiatan operasionalnya, Indika Energy juga berfokus pada solusi seperti mendaur ulang air bekas dan memanen air hujan. Kami juga memantau dengan cermat proses penggunaan, pengolahan, dan pembuangan air, untuk memastikan bahwa air yang kami masukkan kembali ke ekosistem setidaknya sebersih saat kami mengambilnya,” jelasnya.

Semoga ikhtiar Indika Energy dan berbagai pihak lain ini dapat membawa Indonesia pada masa depan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.