Petrosea Siapkan Diri Hadapi “New Normal”

Dua ahli membagikan pandangannya atas industri pertambangan kepada insan Petrosea — mulai dari antisipasi penurunan harga batubara, hingga kiat untuk menyikapi  “New Normal”.

Raja Shahul Hameed, ahli Capital Projects and Infrastructure dan Imanol Arbulu, ahli Global Energy and Materials membagikan perspektifnya mengenai “Implikasi COVID-19 terhadap Mining & Construction Industry Outlook”. Pada acara yang digelar oleh Transformation Office and People Development Division Petrosea ini, Raja dan Imanol menuturkan bahwa dinamika terjadi pada industri logam dan pertambangan sehingga mengakibatkan turunnya harga komoditas sebesar 10% hingga 20%. Sejak Januari 2020, komoditas yang mengalami kenaikan harga hanyalah emas yaitu sebesar 14%. Hal ini juga berimplikasi pada menurunnya pasar finansial industri pertambangan sebesar 23% sejak November lalu.

Sementara itu, harga batubara juga tertekan akibat menurunnya permintaan karena banyaknya industri yang berhenti beroperasi akibat COVID-19 sedangkan jumlah pasokan batubara global meningkat.  Di sisi lain, kapitalisasi pasar pada capital projects and infrastructure diprediksi akan menurun di seluruh sektor. Dalam situasi seperti ini, penundaan investasi modal dinilai merupakan langkah tercepat dan terbaik untuk mengamankan dana tunai. Alhasil, perusahaan di berbagai industri mengumumkan capital reduction antara 10% hingga 80%.

Raja dan Imanol juga membagikan lima hal yang diperlukan untuk menuju “New Normal” yaitu:

  • Resolve: Hadapi setiap perubahan yang berpengaruh pada karyawan dan klien perusahaan
  • Resilience: Hadapi segala tantangan pengelolaan kas jangka pendek dan isu lain yang berkembang selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
  • Return: Siapkan rencana detail untuk memulihkan bisnis secara cepat
  • Reimagination: Pahami “New Normal” dan implikasinya terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan
  • Reform: Pahami dan dalami informasi tentang bagaimana regulasi dalam industri dapat berubah

Tercetus juga mengenai dua faktor penting yang perlu segera dikembangkan untuk meningkatkan organizational resilience, yaitu kas dan manajemen rantai pasokan. Pengelolaan kas secara efektif akan mendukung kesinambungan operasional perusahaan. Sementara manajemen rantai pasokan yang optimal akan mempermudah pengaturan logistik, pembayaran dan ketersediaan.

Dengan mempraktekkan 5R ini, semoga akan memampukan kita melanjutkan kehidupan dengan lebih baik lagi.