Menyelaraskan Visi di Indika Energy Summit 2023

Tujuh sesi “belajar” dengan topik yang krusial bagi BoC dan BoD Indika Energy Group.

Jika puluhan anggota BoC (Dewan Komisaris) dan BoD (Dewan Direksi) Indika Energy Group berkumpul bersama, tentu ada sebuah event penting yang dilakukan. Maka hal itu pula yang terjadi ketika 90 anggota BoC dan BoD berkumpul bersama dalam kegiatan Indika Energy Summit yang berlangsung 24-25 Juli 2023 di Ciawi, Bogor.

Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy menyatakan perhelatan Indika Energy Summit bertujuan untuk menyelaraskan visi dalam Indika Energy Group dalam mencapai tujuan “Energize Indonesia for a Sustainable Future”, serta tentu saja mewujudkan target net-zero pada tahun 2050.

Selain agenda perkenalan anggota Dewan baru di Indika Energy Group dan berbagai informasi terkini perusahaan dan bisnis dari Q1 2023, digelar pula tujuh sesi talkshow sebagai ajang belajar dari topik-topik yang sangat krusial dan relevan untuk Indika Energy Group, mulai dari politik Indonesia, geopolitik dan ekonomi makro, peningkatan skala bisnis, potensi Indonesia, peluang investasi di IKN, keberlanjutan perusahaan, hingga teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) generatif.

Ketujuh sesi menampilkan pembicara eksternal dan internal, dan dimoderatori oleh Dewan Direksi Indika Energy mulai dari Arsjad Rasjid, Azis Armand, Retina Rosabai, hingga Purbaja Pantja.

Sesi pertama “Indonesian Politics in 2024” menampilkan Connie Bakrie, Analis Militer, Pertahanan dan Intelijen, serta Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia. Kedua pembicara membahas pentingnya kepemimpinan geopolitik di Indonesia. Ini adalah poin penting bagi para pemimpin Indonesia untuk memiliki pengetahuan penuh tentang pemikiran strategis dan ideal untuk dilakukan. Para calon presiden pada 2024 perlu memiliki keterampilan intelijen, teknologi, dan pertahanan yang baik.

Sesi kedua bertajuk “Geopolitics and Macro Economics” menghadirkan Chatib Basri, Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Indika Energy. Chatib menyatakan mega-trend saat ini adalah teknologi, demografi, dan lingkungan, meski juga terdampak oleh isu geopolitik, geo-ekonomi, dan geo-digital (AI).

Indika Energy Summit bertujuan untuk menyelaraskan visi dalam Indika Energy Group dalam mencapai tujuan “Energize Indonesia for a Sustainable Future”.

“Scaling Up Business and Managing Team Growth” menjadi sesi ketiga dengan pembicara Christian Sugiarto, Chief Investment Officer at Capsquare Asia Partners dan Aldi Haryopratomo, Komisaris HaloDoc. Keduanya berbagi insight mengenai pentingnya memiliki tim lapangan yang kompeten yang terdiri dari orang-orang dengan berbagai pengalaman dan rekam jejak yang sukses. 

Untuk mendorong inovasi dalam tubuh IEG, para pembicara menekankan pentingnya peran pemimpin yang harus selalu mendorong tim untuk terus bereksperimen, berkolaborasi, menetapkan tujuan yang ambisius (bahkan tidak masuk akal), dan memberikan feedback balik secara real-time dan jujur.

Kemudian sesi keempat dengan tema “IKN – Peluang Investasi di Ibu Kota Baru Indonesia” menampilkan Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara, dan Budiarsa Sastrawinata, Ketua Kelompok Kerja IKN KADIN Indonesia. Keduanya menyatakan bahwa ada banyak peluang untuk berinvestasi di IKN Nusantara termasuk bisnis-bisnis baru Indika Energy, seperti energi surya dan bisnis rendah karbon lainnya. 

Pembicara menekankan pentingnya mengeksplorasi peluang untuk dapat berkontribusi pada pengembangan IKN. Misalnya, pada tahun 2045, diperkirakan ~7 GW pembangkit listrik akan dibutuhkan dalam IKN, dengan hampir 95% berasal dari energi terbarukan. Ini berpotensi menjadi area bagi Indika Energy untuk dapat mewujudkan purpose perusahaan, “Energizing Indonesia for a Sustainable Future”.

Masih ada sesi kelima “Unleashing Indonesia’s Potential” yang menghadirkan pembicara dari McKinsey. Pembicara mengutarakan meski memiliki banyak tantangan untuk diatasi, Indonesia memiliki banyak aset yang harus dimanfaatkan: tenaga kerja muda yang besar; populasi yang paham digital; permintaan domestik yang kuat; sumber daya alam yang luar biasa; kreativitas dan keragaman; serta jiwa kewirausahaan.

Dalam sesi ini, dilakukan pula pendalaman empat tema strategis yang diperlukan untuk pencapaian Indonesia Emas 2045: meningkatkan ketahanan, mendorong kemakmuran, memperkuat inklusivitas, dan memajukan keberlanjutan.

Lanjut ke sesi keenam “Corporate Sustainability” pembicara Febriany Eddy, CEO Vale Indonesia menjabarkan tantangan yang dihadapi Vale dalam perjalanan bisnis keberlanjutannya, seperti memastikan seluruh elemen perusahaan dan pemangku kepentingan (termasuk masyarakat, pemerintah daerah) memiliki perspektif yang benar tentang ESG.

Belajar dari apa yang telah dijalani Vale, Febriany menyatakan pada akhirnya, investasi dalam praktik berkelanjutan akan membuahkan hasil yang bersifat sustainable. Indika Energy Group perlu semakin mengintegrasikan ESG ke dalam langkah-langkah dan kebijakan perusahaan.

Di sesi terakhir, “Shaping the Future with Generative AI” yang menampilkan Anang Effendy, Country Manager, Enterprise and Public Sector Google Indonesia, serta Sachin dari McKinsey. Keduanya menyatakan bahwa saat ini kita berada pada era yang digerakkan oleh AI (Artificial Intelligence) dengan potensi ekonomi hingga $4,4 triliun per tahun. 

Hal ini dapat meningkatkan produktivitas karyawan, efektivitas manajemen kontrak, dan meningkatkan pengalaman tim. Namun, sebagai perusahaan, perlu memastikan kesiapan dalam mengelola berbagai risiko baru (misalnya: privasi data, perlindungan pelanggan, dampak lingkungan) sebelum kita menggunakan AI generatif secara masif.

Ketujuh sesi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para peserta Indika Energy Summit dan agar dapat mengaplikasikannya dalam mengelola bisnis dan memimpin perusahaan, sehingga visi Indika Energy Group dapat terus terjaga.