Indika Energy Perkuat Komitmen Menuju Netral Karbon

Perjalanan 21 tahun Indika Energy untuk mendukung transisi energi dan keberlanjutan Indonesia.

Pada tanggal 19 Oktober 2021, bertepatan di hari jadinya ke-21 Indika Energy menggelar INDY Fest 2021, festival virtual yang membahas tentang isu perubahan iklim dan komitmen bersama untuk mencapai netral karbon. Upaya kolaboratif seluruh pihak untuk berperan aktif dalam mengakselerasi upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi kunci.

INDY Fest 2021 menghadirkan tema-tema menarik yang dibagi ke dalam 3 sesi yaitu, Persiapan Akhir Indonesia Menuju COP 26, Pembiayaan Hijau untuk Wujudkan Net-Zero Indonesia, dan Transisi Energi Untuk Masa Depan Negeri. INDY Fest 2021 disiarkan melalui live streaming YouTube NET TV dan media sosial.

Persiapan Akhir Indonesia Menuju COP 26

Krisis iklim kian menjadi sorotan Internasional. Perjanjian Paris pun kemudian diadopsi pada tahun 2015 untuk membatasi pemanasan global. Komitmen ini akan dibahas lebih lanjut pada November mendatang di Glasgow, Skotlandia. Lalu bagaimana dengan Indonesia, sejauh apa strategi yang telah disusun sebagai pedoman mitigasi dan adaptasi perubahan iklim? 

Hadir sebagai narasumber di sesi ini yaitu Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi; Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy; Laksmi Dhewanti, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan Tiza Mafira, Associate Director Climate Policy Initiative.

Luhut menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk melakukan pembangunan infrastruktur yang sejalan dengan visi ramah lingkungan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Menurutnya, pemerintah selalu serius dalam mengendalikan perubahan iklim, bukan hanya untuk memenuhi komitmen global tapi juga memenuhi mandat dalam UUD 1945 sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab pada generasi yang akan datang.

Indika Energy memiliki dua aspirasi besar yaitu mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 dan meningkatkan pendapatan perusahaan dari sektor non-batubara menjadi 50% pada tahun 2025.

“Dengan dukungan semua pihak dan komitmen untuk bumi yang lebih baik dan kesejahteraan generasi Indonesia yang akan datang, mari kita bahu membahu bekerja, tidak hanya membuat keuntungan, tapi juga berkontribusi bagi lingkungan yang nyaman buat generasi yang akan datang,” tutur Luhut.

Dukungan bagi pemerintah untuk bisa mencapai emisi netral karbon juga disampaikan oleh Arsjad Rasjid. Menurutnya, Indika Energy adalah bagian dari bangsa Indonesia dan mendukung pengurangan emisi karbon. “Kita semua ingin Indonesia yang bersih, Indonesia yang sehat. Saya rasa ini adalah komitmen kita bersama” jelasnya. Dalam kesempatan ini, Arsjad juga kembali menegaskan komitmen Indika Energy untuk mencapai netral karbon pada tahun 2050. “Indika Energy memiliki dua aspirasi besar yaitu mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 dan meningkatkan pendapatan perusahaan dari sektor non-batubara menjadi 50% pada tahun 2025,” tuturnya. 

Sementara itu, Laksmi menjelaskan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan mixing policy melalui perangkat yang terintegrasi seperti edukasi dan literasi serta memfasilitasi perangkat-perangkatnya. 

Sedangkan Tiza berpendapat bahwa Indonesia perlu serius mengkomunikasikan dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pencapaian komitmen target net-zero emissions agar mendapatkan kepercayaan dan dukungan internasional. “Indonesia perlu jelas dan serius mengatakan bahwa kita siap mengatasi krisis iklim. Tidak hanya dengan mengeluarkan target angka-angka yang ambisius, tapi juga menunjukkan dengan kebijakan yang serius,” tuturnya.

Pembiayaan Hijau untuk Wujudkan Net Zero Indonesia

Salah satu masalah utama percepatan kemajuan pembangunan ekonomi hijau di Tanah Air adalah risiko dan biaya yang besar. Hal ini menjadikan peran industri jasa keuangan semakin kritikal, mengingat semakin banyak investor yang memusatkan investasinya pada produk pembiayaan berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menuturkan bahwa penerapan ekonomi hijau telah didorong melalui Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Peta jalan ini menjadi kerangka acuan bagi lembaga keuangan untuk berperan aktif dan berkontribusi positif dalam proses pembangunan ekonomi hijau sehingga dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan dan investasi di sektor terkait.

Tidak hanya roadmap keuangan berkelanjutan, menurut Airlangga, pemerintah juga telah melakukan harmonisasi peraturan-peraturan lain terkait hal tersebut. “Kita sudah menyelesaikan harmonisasi peraturan perpajakan, termasuk mengenai carbon tax.” jelas Airlangga.

Diperlukan sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menanamkan aspek ESG pada pengembangan proyek

Sementara itu Enrico Hariantoro, Kepala Grup Kebijakan Keuangan Terintegrasi OJK, mengatakan keuangan berkelanjutan harus didukung oleh industri keuangan. Enrico juga menuturkan bahwa OJK telah mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ke dalam roadmap keberlanjutan karena kekhawatiran global akan krisis iklim perlu mendapatkan dukungan melalui pengembangan proyek energi yang berkelanjutan.

Selaras dengan hal ini, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menuturkan bahwa industri kedepannya perlu memperhatikan pembiayaan hijau. “Kita perlu menyiapkan infrastrukturnya. Insentif juga perlu dikembangkan untuk usaha yang memiliki rencana dan inisiatif untuk bertransisi seperti Indika Energy yang memiliki target untuk memperbesar pendapatan non-batubara pada tahun 2025 dan netral karbon pada tahun 2050. Hal ini merupakan inisiatif yang seharusnya diberikan apresiasi,” tutur Darmawan.

Menanggapi aspek pembiayaan hijau ini, Azis Armand menuturkan bahwa selain struktur permodalan yang kuat, ekosistem yang terintegrasi juga diperlukan, termasuk memperhatikan supply dan demand sehingga sistem pendanaan menjadi ekonomis. “Diperlukan sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menanamkan aspek ESG pada pengembangan proyek,” tutur Azis.

Transisi Energi Untuk Masa Depan Negeri

Tak kalah menarik, sesi ketiga INDY Fest 2021 membahas tentang transisi energi nasional dan menghadirkan Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; Purbaja Pantja, Direktur Indika Energy; dan Dannif Danusaputro, Direktur Utama Pertamina New Renewable Energy (NRE).

Menurut Arifin, kebutuhan masyarakat akan energi terus meningkat. “Peran swasta sangat penting. Kita harus mengoptimalkan sumber daya yang ada bersama-sama. Untuk mengakselerasi pengembangan energi terbarukan, kita menyiapkan regulasi seperti tarif untuk energi terbarukan. Kita perlu mewarisi generasi penerus kita dengan Indonesia yang sehat,” tuturnya.

Indika Energy kini turut mengembangkan penggunaan panel surya yang diproyeksi akan meningkat, selaras dengan fokus dunia menuju lingkungan berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi.

Sementara itu, Purbaja menyampaikan bahwa Indonesia memerlukan energi bersih ke depannya dan peluang pengembangan energi terbarukan di Indonesia terbuka lebar. “Indika Energy kini turut mengembangkan penggunaan panel surya yang diproyeksi akan meningkat, selaras dengan fokus dunia menuju lingkungan berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi,” tuturnya. Menurut Purbaja, selain sumbangsih sebagai energi bersih, pemilihan pengembangan panel surya tersebut juga dengan pertimbangan bahwa penggunaan panel surya mampu memberikan keuntungan secara langsung bagi klien perusahaan. “Pemilihan listrik panel surya ini salah satunya karena mampu membantu klien kami untuk bisa saving secara instant. Jadi begitu panel surya terpasang, mereka bisa langsung saving dan menurunkan tingkat emisi.” jelasnya.

Sedangkan Dannif menuturkan, “Sama halnya dengan Pertamina yang saat ini terus berupaya menekan emisi dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan, kami juga melihat Indika Energy menjadi perusahaan Indonesia yang agresif dalam mencapai netral karbon.”  

Kontribusi Dua Dekade Membangun Indonesia

Indika Energy telah berdiri sejak tahun 2000. Namun sebagai sebuah Grup usaha, Indika Energy telah turut membangun Indonesia hampir 5 dekade tahun melalui pemenuhan kebutuhan energi yang penting untuk mendukung perekonomian dan juga proyek-proyek strategis energi dan infrastruktur di seluruh penjuru Nusantara.

Anak perusahaan Indika Energy, misalnya Tripatra telah membangun berbagai mahakarya industri energi Nasional berskala besar. Pada tahun 1975, Tripatra mengerjakan proyek pasokan gas kepada pabrik pupuk terbesar di Sumatera Selatan, dan pada tahun 1993 mengerjakan proyek fasilitas pemrosesan dan kompresi gas di Arun, Aceh. Selain itu di Timur Indonesia, Petrosea membangun infrastruktur di Papua, termasuk jalan dan jembatan di perkotaan dan hutan, juga rumah sakit dan pelabuhan, serta memperbaiki landasan udara di Timika sehingga dapat dilandasi oleh pesawat komersial.

Keberlanjutan adalah hal yang terpenting. Kami ingin menyediakan energi untuk negeri melalui spektrum yang lebih luas, dengan integritas yang kuat dan profesionalisme tertinggi dalam mendukung kemajuan masyarakat.

Sementara itu, Kideco memasok batu bara bersih ramah lingkungan untuk pembangkit listrik tenaga uap yang menjadi kunci penggerak roda ekonomi masyarakat Indonesia. Batubara yang ditambang Kideco diakui secara global sebagai salah satu golongan batubara terbersih karena kandungan sulfurnya yang sangat rendah yaitu 0,1% serta kadar abu yang rendah sebesar 2,5%.

“Indika Energy bangga menjadi perusahaan nasional yang turut melayani masyarakat Indonesia. Kami ingin mewujudkan transisi energi dan berkomitmen untuk mencapai netral karbon pada tahun 2050 dan meningkatkan pendapatan kami dari sektor non batu bara menjadi 50% pada tahun 2025,” tutur Arsjad.

Menurutnya, sebagai bagian dari transisi dan proses diversifikasi, Indika Energy berinvestasi pada sektor energi terbarukan, teknologi digital, kendaraan listrik, nature-based solutions dan bisnis berkelanjutan lainnya. “Bagi Indika Energy, keberlanjutan adalah hal yang terpenting. Kami ingin menyediakan energi untuk negeri melalui spektrum yang lebih luas, dengan integritas yang kuat dan profesionalisme tertinggi dalam mendukung kemajuan masyarakat. Indika Energy juga mengaplikasikan teknologi digital untuk membuat operasi kami lebih efisien dan turut menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Arsjad.