Indika Energy Dukung Hasil COP26

Indika Energy dukung komitmen pemerintah Indonesia di COP26.

Conference of the Parties (COP26) sebuah perhelatan perubahan iklim yang diikuti oleh hampir 200 negara di Glasgow, Skotlandia, telah selesai digelar. Beberapa keputusan penting terkait COP26 antara lain, peningkatan komitmen negara-negara untuk mencegah kenaikan suhu melebihi 1,5 derajat celcius, mengurangi ketergantungan pada batubara dan mengurangi subsidi bahan bakar fosil, serta penggalangan dana negara-negara maju untuk membantu pengurangan karbon.

Partisipasi Indika Energy di COP26

Indika Energy mendukung segala upaya untuk pengurangan emisi, bahkan berkomitmen untuk mencapai netral karbon di 2050. Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian terhadap perubahan iklim, Indika Energy hadir dan terlibat dalam COP26.

Indika Energy mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mengembangkan sektor energi bersih, memperluas ekosistem mobil listrik, membangun pembangkit listrik tenaga surya, memanfaatkan biofuel, dan mengembangan kawasan industri hijau.

Sebagai perusahaan energi dengan diversifikasi bisnis terdepan di Indonesia, Indika Energy mendukung komitmen-komitmen ini yang juga selaras dengan target Perusahaan untuk meningkatkan pendapatan non-batubara hingga mencapai 50 persen di 2025 dan mencapai netral karbon pada 2050.

Dalam upaya menghasilkan energi bersih dan diversifikasi bisnis, Indika Energy melakukan eksplorasi pengembangan energi baru dan terbarukan, solusi berbasis alam (nature-based solutions), teknologi digital, serta melakukan inisiatif dekarbonisasi lainnya.

Dalam upaya menghasilkan energi bersih dan diversifikasi bisnis, Indika Energy melakukan eksplorasi pengembangan energi baru dan terbarukan, solusi berbasis alam (nature-based solutions), teknologi digital, serta melakukan inisiatif dekarbonisasi lainnya. Indika Energy juga menetapkan target untuk mengurangi 10 persen intensitas emisi gas rumah kaca yang dihasilkan secara Indika Energy Group pada tahun 2025.

Komitmen lain yang ditunjukkan oleh Indika Energy dalam mewujudkan energi bersih yaitu dengan terus mengeksplorasi pengembangan energi terbarukan di Indonesia, termasuk berkolaborasi dengan berbagai perusahaan energi dari Skotlandia yang banyak mengembangkan pembangkit listrik yang bersumber dari tidal wave (gelombang laut), juga bagaimana perusahaan melakukan decommissioning atau penutupan proyek migas. Indika Energy bergabung dalam Powering Past Coal Alliance (PPCA) sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk tidak menambah investasi baru di sektor batubara.

Menurut Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy, kolaborasi kuat antara sektor publik dan swasta serta pihak internasional dapat membangun ekonomi hijau yang tangguh untuk masa depan Indonesia. Pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia berpotensi menciptakan nilai hingga 200-250 miliar dollar AS di beberapa bidang, seperti bioekonomi, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah.

“Kami juga berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan strategis negara dan memenuhi kebutuhan energinya. Dalam proses ini, tidak dapat dihindari bahwa emisi karbon akan dihasilkan. Oleh karena itu, dekarbonisasi intensif dari kegiatan operasional kami sangat penting,” tutur Arsjad.

Kolaborasi kuat antara sektor publik dan swasta serta pihak internasional dapat membangun ekonomi hijau yang tangguh untuk masa depan Indonesia.

Berbagai inisiatif dekarbonisasi yang telah dilakukan oleh Indika Energy antara lain:

  • Implementasi Industry 4.0 di Petrosea melalui platform digital Minerva untuk menyediakan fuel and road analyzer secara real-time di tambang untuk mencapai efisiensi bahan bakar
  • Penyeimbangan karbon melalui proyek reboisasi dengan menanam rata-rata 217.580 pohon per tahun sejak 2008 di wilayah pertambangan Susubang Uko dan Roto Samurangau, Kalimantan Timur
  • Pemasangan panel surya dengan kapasitas 400 KWp di area operasi, seperti lokasi tambang Kideco di Batu Kajang dan berencana membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga surya lainnya dengan kapasitas hingga 11 MWp
  • Penggunaan solar B30 (campuran yang menggunakan 30 persen biofuel yang berasal dari minyak sawit) untuk kegiatan operasional dan di seluruh armada kendaraan Indika Energy Group

Bisnis di sektor energi saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan dan tekanan dari berbagai pihak agar segera mengambil langkah konkret untuk menuju bisnis yang berkelanjutan. Khususnya batubara, yang saat ini sedang mendapat sorotan dan tekanan dari pemerintah, LSM, investor dan para pemangku kepentingan lainnya, merupakan momentum untuk diversifikasi dan pengurangan penggunaan batubara.

“Kami berharap COP26 akan mendorong para pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim. Diskusi yang diangkat dalam COP26 diharapkan akan membantu pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia menyadari peran yang dapat atau harus mereka mainkan dalam mengatasi masalah global ini,” tutur Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy. “Kami juga menantikan untuk mendengar tentang inisiatif dan kebijakan baru yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia pasca COP26,” pungkas Azis.