COP26, Aksi Nyata Atasi Krisis Iklim Dunia

Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global merupakan kunci. Indika Energy menghadiri COP26 di Glasgow, Skotlandia, mendukung upaya pemerintah dalam mencapai netral karbon.

Saat ini perhatian masyarakat internasional sedang tertuju pada satu event besar terkait perubahan iklim, yaitu Conference of the Parties (COP26) sebuah perhelatan perubahan iklim yang diikuti oleh para pemimpin dunia. COP26 merupakan terusan dari Perjanjian Paris pada 2015. Lebih dari 100 pemimpin dunia hadir di Glasgow, Skotlandia untuk menentukan langkah dalam menyusun target dekarbonisasi.

Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Dalam pidatonya di COP26 pada Senin (1/11), Presiden Jokowi menegaskan bahwa dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus melakukan aksi nyata untuk mengurangi emisi karbon dan mencegah kerusakan lingkungan.

“Laju deforestasi turun signifikan, bahkan terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan juga turun 82% di tahun 2020. Indonesia juga merehabilitasi hutan mangrove yang akan mencapai 600.000 hektar pada tahun 2024 ­atau terluas di dunia,” tutur Jokowi sesaat setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyampaikan pidatonya.

Indonesia juga mengambil tindakan di bidang energi dengan pengembangan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya. Jokowi juga memaparkan bahwa pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan seperti biofuel semakin meningkat. Indonesia terus mendorong pengembangan industri berbasis energi bersih, termasuk pembangunan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara sebagai salah satu yang terbesar di dunia. 

Presiden Jokowi menegaskan bahwa dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus melakukan aksi nyata untuk mengurangi emisi karbon dan mencegah kerusakan lingkungan.

“Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, kolaborasi global merupakan kunci. Selain itu, carbon market dan carbon price harus menjadi bagian dari upaya penanganan isu perubahan iklim. Ekosistem ekonomi karbon yang transparan, berintegritas, inklusif, dan adil harus diciptakan,” tegas Jokowi.

Salah satu tujuan dari COP­26 adalah untuk mewujudkan komitmen Perjanjian Paris dalam membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 atau maksimal 2 derajat celcius. Menurut penelitia,  tren peningkatan suhu yang terjadi sekarang dapat mencapai 2,7 derajat celcius. Conference of the Parties (COP) merupakan konferensi di bidang iklim di bawah payung Perserikatan Bangsa-­Bangsa (PBB) yang diikuti oleh negara-negara yang telah menandatangani Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). 

Indonesia menjadi salah satu negara yang berkomitmen melakukan kontribusi terhadap lingkungan atau target Nationally Determined Contribution (NDC), menguraikan transisi Indonesia menuju masa depan rendah transisi dan berketahanan iklim. Kebijakan ini juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020­-2024, melalui sektor energi, transportasi, kehutanan, industri, dan pertanian. Dalam target NDC Indonesia, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yakni 29% dengan usaha sendiri pada 2030 atau 41% dengan dukungan internasional. Sebelumnya pada COP13 di Bali, Indonesia turut menjadi bagian dalam penyusunan dokumen Bali Roadmap, serta kemudian mengikuti  COP­21 di Paris yang menghasilkan Perjanjian Paris sebagai basis implementasi global pasca 2020.

Perang melawan perubahan iklim merupakan kerja besar yang tidak dapat dilakukan sendiri, dibutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan agar target-target netral karbon bisa tercapai. Sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia, Indika Energy yang juga menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang menghadiri COP26 melihat perubahan iklim sebagai sesuatu yang harus dihadapi bersama dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai netral emisi karbon.

Indika Energy yang juga menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang menghadiri COP26 melihat perubahan iklim sebagai sesuatu yang harus dihadapi bersama dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai netral emisi karbon.

“Indika Energy berkomitmen untuk menjaga perubahan iklim dan memiliki dua aspirasi besar yaitu mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 serta meningkatkan pendapatan perusahaan dari sektor non-batubara menjadi 50% pada tahun 2025,” tutur Arsjad Rasjid, Direktur Utama Indika Energy yang hadir mendampingi Presiden Jokowi di COP26.

Untuk mencapai target tersebut, Indika Energy mengusung tiga strategi utama yaitu melakukan diversifikasi portofolio bisnis untuk mengurangi jejak karbon, melakukan investasi sesuai dengan visi keberlanjutan, dan berkontribusi pada transisi energi serta terus meningkatkan dekarbonisasi dalam kegiatan operasional.

Bersama subsidiaries, Indika Energy juga telah menetapkan target Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) untuk mengurangi intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 10% dari baseline 2020, serta termasuk penggunaan air, penghematan energi, pengelolaan limbah, reklamasi dan penanaman pohon.

Indika Energy sepenuhnya menyadari, bahwa perubahan iklim itu nyata, sehingga perlu mengurangi emisi karbon dan beralih ke praktik berkelanjutan. Salah satu strateginya adalah melakukan transisi energi dari energi berbasis bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan yang rendah karbon dan ramah lingkungan. Indika Energy kini turut mengembangkan penggunaan panel surya yang diproyeksi akan meningkat, selaras dengan fokus dunia menuju lingkungan berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi.

Indika Energy mengusung tiga strategi utama yaitu melakukan diversifikasi portofolio bisnis untuk mengurangi jejak karbon, melakukan investasi sesuai dengan visi keberlanjutan, dan berkontribusi pada transisi energi serta terus meningkatkan dekarbonisasi

Indika Energy Group sejauh ini telah melakukan berbagai aksi nyata untuk mencapai emisi netral karbon, mulai dari penanaman mangrove secara massal sebanyak 21.000 pohon pada Oktober lalu, hingga melakukan berbagai kerjasama untuk menghadirkan solusi tenaga surya di Indonesia.

Tidak hanya melakukan upaya-upaya nyata yang bersifat internal, komitmen Indika Energy Group dalam menangani perubahan iklim dan mencapai netral karbon juga dibuktikan dengan keikutsertaan secara aktif dalam berbagai forum dan inisiatif global. Indika Energy dan Indika Foundation misalnya, menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang bergabung dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan mendukung penerapan the Ten Principles of the United Nations Global Compact on human rights, labour, environment, and anti-corruption.

“Bagi Indika Energy, keberlanjutan adalah hal yang terpenting. Kami ingin menyediakan energi untuk negeri melalui spektrum yang lebih luas, dengan integritas yang kuat dan profesionalisme tertinggi dalam mendukung kemajuan masyarakat dan keberlanjutan Indonesia.” tutup Arsjad.