Widjaja S. Sumarjadi dan Solusi Logistik Ala Interport

Dalam usia yang masih relatif muda, Interport Mandiri Utama (IMU) sukses memperoleh berbagai pencapaian di tahun 2020. CEO Interport, Widjaja S. Sumarjadi berbagi cerita mengenai cara Interport mencapai prestasi dan menaklukkan tantangan dalam dua tahun eksistensinya.

Tim Indikator berbincang dengan Widjaja S. Sumarjadi, Chief Executive Officer Interport, tentang sepak terjang perusahaan yang dipimpinnya.

Di usia mudanya saat ini apa saja yang sudah berhasil dicapai Interport?

Kita meraih cukup banyak hal sepanjang tahun 2020, terlepas dari situasi yang sangat menantang di tahun lalu. Di sisi internal Perusahaan, kami merampungkan proses restrukturisasi organisasi pada pertengahan tahun lalu salah satunya adalah mengintegrasikan PT Pusat Sarana Baruna dan PT POSB Reksabumi Indonesia ke dalam portofolio bisnis Interport. Kita juga memindahkan ILSS (Indika Logistik and Support Services) yang bisnis utamanya kepelabuhanan dan Interport Mandiri Abadi (IMA) yang bisnis utamanya fuel terminaling menjadi subsidiaries IMU sehingga IMU solid menjadi infrastructure and logistics arm dibawah IE.

Restrukturisasi ini merupakan bagian dari hal yang dipersiapkan sejak pertengahan 2018 untuk mempermudah pengembangan bisnis Perusahaan sebagai lini utama Indika Energy di bidang infrastruktur dan logistik.

Kami juga terus memantapkan aspek governance perusahaan dengan mendapatkan sertifikasi ISO 37001, yaitu standar internasional untuk Anti-Bribery Management System dan meluncurkan beberapa inisiatif digital untuk menunjang bisnis.

Dari sisi HSE, kami meluncurkan aplikasi bernama INSTINCT (Interport HSE Information and Communication Technology), sebuah sistem yang kami gunakan untuk meninjau dan menganalisa kinerja kami dalam aspek keselamatan.

Manajemen karyawan tidak luput dari perhatian kami dengan diluncurkannya sistem INTACT (Integrated Human Capital System), yang seperti namanya, sistem ini memberikan pelayanan terintegrasi dan terpadu untuk seluruh transaksi karyawan seperti cuti, perjalanan dinas, pembuatan Key Performance Indicator (KPI), penggajian, pelatihan dan rekrutmen.

Tim Audit saat ini telah dipersenjatai dengan sistem bernama COMPASS (Compliance and Productivity Assurance System) yang dapat membantu memantau semua kegiatan audit dan tindak lanjutnya dengan baik.

Bisnis warehouse dan freight forwarding perusahaan juga saat ini semakin adaptif terhadap kebutuhan pasar dengan diluncurkannya aplikasi LINTAS (Logistic Integrated Automated System), sebuah sistem yang kami gunakan agar klien yang menggunakan jasa kami dapat memantau pergerakan barang yang mereka kirimkan.

Dari sisi bisnis, kami meraih beberapa pencapaian yang cukup membanggakan diantaranya perolehan izin pembukaan PLB (Pusat Logistik Berikat) dan beroperasinya bisnis jetty yang dikelola ILSS di area kami yang dinamakan Interport Business Park (IBP) di Kariangau, Kalimantan Timur. Bersama dengan bisnis fuel terminal yang saat ini telah berjalan disana, IBP menjadi kawasan bisnis terintegrasi untuk wilayah Kalimantan Timur yang dikelola oleh Interport. Di pulau lain di Indonesia, ILSS juga secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan sebagai salah satu anggota konsorsium yang menjadi Badan Usaha Pelaksana Proyek Kerjasama Pemerintah dalam proyek Pelabuhan Patimban yang berlokasi di Subang, Jawa Barat.

Terakhir yang menjadi “gong” pencapaian yang sangat kami banggakan di tahun 2020 adalah beroperasinya secara komersial proyek Fuel Terminal EMILY 1 pada bulan Desember setelah menyelesaikan proses commissioning di bulan sebelumnya. Kami melakukan inaugurasi pada tanggal cantik yaitu tanggal 12-12-2020 (12 Desember 2020).

Apa kiat yang dilakukan perusahaan bisa mencapai banyak prestasi di usia muda?

Sejak tahun lalu kami menerapkan sistem Key Performance Indicator (KPI) untuk setiap karyawan di kantor pusat, yang kemudian diterjemahkan oleh tim di lapangan. Kita membuat KPI hingga level individu yang selalu di-review secara berkala oleh para supervisor dan manager. Dengan KPI, setiap karyawan akan merasa terpacu karena memiliki target KPI yang direview dalam 3 atau 6 bulan. Hal ini akan menjaga karyawan untuk tetap bekerja di jalurnya dan sesuai dengan arahan.

Kami percaya bahwa integritas dan kapabilitas yang baik memang sudah sepatutnya ada dalam setiap diri insan Interport. Namun di luar integritas diri secara internal, perlu didukung oleh sistem eksternal, dalam hal ini KPI yang dibuat Perusahaan sebagai penunjang, yang harus kita bangun agar secara sadar orang-orang diarahkan untuk membangun kedisiplinannya, professionally honest, sehingga akhirnya dia memiliki kepercayaan pada organisasi dan arti penting dirinya untuk kemajuan organisasi.

Bagaimana cara Interport beradaptasi saat pandemi datang?

Kita tidak punya pilihan selain beradaptasi dengan keadaan. Mulai dari kebijakan Work from Home (WFH) hingga batasan meeting tatap muka langsung yang dipersingkat dan jumlah orang yang terbatas. Anggota tim kami juga beberapa ada yang sempat terpapar yang tentu saja mempengaruhi kinerja tim dan perusahaan secara umum.

Di Proyek Emily 1 misalnya, saat tahap konstruksi, beberapa anggota tim sempat terpapar sehingga kecepatan kerja berkurang. Saat proyek menjelang masa operasi dimana saat itu kita sudah harus menerjunkan tim operasional, kami melakukan upaya dengan mengisolasi tim operasional dari tim konstruksi. Hal ini sangat menantang karena membuat tim operasional sangat terisolasi, namun ini harus dilakukan agar mereka tidak terekspos dengan virus di saat fase commissioning yang sangat penting sebelum akhirnya bisa commercial operation.

Namun semua tantangan tersebut dapat dilalui dengan baik walau dengan keterlambatan, semua berkat kerja sama rekan-rekan yang berjuang tiada henti demi kelangsungan proyek tersebut.

Bagaimana dinamika dalam meraih berbagai pencapaian yang Bapak sebutkan tadi?

Saya ambil contoh Proyek Patimban, persiapannya sendiri sudah sangat kompleks karena dalam waktu sekitar sebulan kita harus menyiapkan proposal teknis dan komersial yang jaminan penawarannya sendiri sekitar Rp 160-an miliar. Kita hampir setiap hari bekerja pagi-malam, berbagai meeting baik internal, dengan konsorsium, konsultan, pihak Jepang, Kemenhub dan sebagainya. Kita mulai negosiasi dari jam 8 pagi, berlanjut dengan negosiasi dengan Kemenhub, dan prosesnya terus berlangsung keesokan harinya yang melibatkan legal advisor, sampai sebelum Natal negosiasinya bisa selesai.  Ini jadi pelajaran berharga bagi semua yang terlibat di dalam prosesnya, terutama dalam aspek negosisasi.

Seru sekali karena banyak proses tarik ulur, kita harus menghitung dengan cepat impact-nya terhadap finansial dan perjanjian konsesi, untuk memastikan adanya keuntungan. Seluruh device dan gadget di rumah saat itu terpakai semua, karena dalam waktu bersamaan berkomunikasi dengan berbagai pihak, hahaha! Saya sangat mengapresiasi dedikasi yang luar biasa dari seluruh anggota tim Interport yang terlibat saat itu.

Lalu apa langkah selanjutnya untuk Patimban ini?

Awal Februari ini konsorsium akan membentuk perusahaan yang bernama PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI), lalu kita akan melakukan penandatanganan konsesi di bulan Maret. Kita kemudian akan mengatur pengoperasian struktur organisasi antara terminal kendaraan dan terminal kontainer, karena keduanya mempunyai sifat yang berbeda. Proyeksi ke depannya adalah kendaraan-kendaraan yang saat ini masuk melalui Tanjung Priok, dapat perlahan-lahan berpindah ke Patimban. Patimban memang sangat strategis, karena dekat dengan berbagai pabrik otomotif dan industri lainnya di Cikarang dan Karawang.

Bagaimana Bapak melihat capaian Interport dalam aspek diversifikasi usaha yang saat ini juga tengah digencarkan Indika Energy?

Untuk diversifikasi di sektor non-batubara, sektor logistik akan sangat menjanjikan, yang tentu akan membantu langkah diversifikasi Indika Energy. Kita menilai Proyek Emily 1 berjalan sukses, sehingga kita akan melanjutkan dengan Proyek Emily berikutnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang saat ini sedang dalam tahap studi. Proyek Emily 1 memberikan banyak pelajaran yang akan membantu dalam proyek-proyek berikutnya, misalnya review desain, karena desain awal sangat penting untuk menentukan kelancaran proyek.

Hal lainnya adalah kami sudah melakukan studi awal untuk proyek pelabuhan baru di Ambon. Pelabuhan saat ini ada di tengah kota, sehingga sudah tidak bisa dikembangkan lagi, sementara traffic semakin hari semakin tinggi, sehingga kebutuhan lokasi pelabuhan baru dengan fasilitas yang menjanjikan, dapat menjadi hub baru di Indonesia bagian timur. Studi lanjutan terkait hal ini akan segera dilakukan.

Segala strategi ini tentu perlu didukung oleh tactical financing yang sangat baik. Jadi berbagai taktik selalu kita upayakan baik dalam bernegosiasi dengan mitra, pemerintah, lenders, yang sangat menentukan kondisi financing kita.

Tahun ini, Interport juga akan memperkuat sinergi di dalam Indika Energy Group yang salah satunya melalui kerja sama dengan MBSS yang akan menggunakan warehouse facility kita di IBP.

Pesan untuk pembaca Indikator?

Dengan segala kejadian baik dan buruk, kita sudah punya pengalaman melewati 2020 yang berat. Let’s strive for financial and operational excellence di 2021 dan masa yang akan datang, while stay vigilant with personal and business risks in relation with the pandemic.

 

Belajar dari status penyintas COVID-19

Beberapa waktu lalu, Widjaja sempat positif terkena COVID-19. Padahal jika melihat gaya hidupnya, dirinya seorang yang aktif berolahraga. Dirinya kerap terlihat berolahraga di ruang gym INDY Bintaro. Sementara sedari kuliah, Widjaja sudah senang bermain tenis di lapangan tanah liat di Senayan. “Bermain tenis itu secara tidak langsung melatih kita untuk cepat dalam mengambil keputusan. Begitu bola datang, kita harus sekejap memutuskan untuk pukulan seperti apa yang harus kita ayunkan, apakah mau di-smash, lob, atau drop shot etc,” ungkapnya. Namun COVID-19 memang tidak mengenal apakah orang tersebut kerap berlatih kebugaran atau tidak. Dan Widjaja mengaku semakin sadar akan pentingnya kesehatan pasca ia pulih dari sakitnya. “Bagi saya, kesehatan itu priceless,” tegasnya.