“Be Bold, Be Courageous, Be Your Best!”

Be bold, be courageous, be your best memiliki arti jadilah seseorang yang tegas, berani, dan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Kalimat pembuka yang begitu mendalam ini disampaikan Retina Rosabai, Direktur Indika Energy, saat berbincang dengan tim Indikator siang itu. Tak hanya itu, sederet tata nilai terpatri membekas bagi kami saat Retina bercerita mengenai jejak perjalanan kehidupannya dalam meniti karir, menjadi penyejuk keluarga sebagai ibu dan pendamping hidup, serta dalam mewujudkan passionnya untuk berkontribusi meningkatkan pendidikan bagi masyarakat.

Tidak mudah menjaga keseimbangan ini dan bukan berarti tanpa gelombang, namun bagi Retina dengan ketekunan dan support system yang solid, menjalani hal tersebut menjadi mungkin. Berikut penuturannya.

Apa makna women empowerment (pemberdayaan perempuan) bagi Ibu?

Bagi saya sederhana, I have the freedom to do what I want to do and I can achieve what I want to achieve for the benefit of many. Saya tumbuh di lingkungan dimana perempuan memegang peranan penting, baik di rumah maupun di kehidupan masyarakat. Kakek saya adalah kepala sekolah, nenek saya juga kepala sekolah, sementara ibu saya adalah seorang guru – jadi saya tumbuh di lingkungan akademis dan kami terbiasa untuk mengemukakan pendapat dan menghargai satu sama lain, terlepas apakah ia laki-laki atau perempuan. Karenanya, women empowerment bagi saya adalah sesuatu yang sangat alami dan lingkungan saya pun sangat mendukung hal ini.

Bagaimana women empowerment dalam konteks profesional?

Dalam konteks profesional, saya percaya akan personal responsibility and hard work. Saya berusaha bekerja keras dan selalu memberikan yang terbaik, meski industri yang saya geluti sepanjang karir saya kebetulan didominasi oleh laki-laki. Hal ini tidak menyurutkan semangat saya untuk terus berkembang dan berkontribusi maksimal.

Saya merasa tidak perlu takut untuk beropini dan dapat berdiskusi dengan bebas mengekspresikan pendapat saya, bahkan menyampaikan dissenting opinion ketika saya tidak setuju tanpa merasa tertekan ataupun menerima perlakuan diskriminatif.

Apa yang membuat Ibu memiliki ketegasan seperti itu?

Saya selalu melakukan apa yang saya yakini dan menjalankannya dengan penuh integritas, terutama dalam hal yang menyangkut kepentingan bersama. Hal ini merupakan bagian dari proses yang tidak terjadi dalam waktu singkat. Banyak hal yang saya pelajari dari pengalaman karir yang mempertajam kemampuan saya untuk membuat keputusan yang terbaik, serta memilah hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan dengan segala konsekuensinya. Keputusan yang diambil mungkin tidak dapat memuaskan semua pihak, namun hal tersebut saya yakini merupakan keputusan yang terbaik untuk kepentingan bersama.

Apa tantangan terbesar dalam menjalani peran sebagai Direktur sekaligus sebagai istri dan ibu di rumah?

Saya bersyukur memiliki suami yang sangat suportif dan memahami saya. Di samping itu, saya memiliki support system yang sangat mendukung – dimana saya mendapat dukungan penuh dari ibu, ibu mertua, serta anak-anak saya.

Sejak awal saya memang ingin menjadi working mom, walaupun saya sudah pernah mencoba untuk menjadi stay-at-home mom (dan hal ini hanya bertahan beberapa bulan, haha). Dukungan kuat dari keluarga membuat saya yakin dan nyaman untuk tetap berkarir. Bantuan dari ibu dan ibu mertua saya pun membuat saya tidak merasa khawatir akan suami dan anak-anak saya, termasuk ketika harus  bepergian ke luar kota atau ke luar negeri untuk urusan pekerjaan.

Pengorbanan pasti ada, salah satunya dimana waktu itu saya pernah dengan terpaksa harus menitipkan anak saya kepada teman baik, karena ibu saya harus menjaga ayah saya yang dirawat di rumah sakit, sementara suami sedang dalam perjalanan dinas, dan saya harus mengikuti roadshow ke luar negeri. Perasaan bersalah karena tidak dapat selalu bersama anak-anak pun saya rasakan, namun saya mencoba melihat sisi positifnya dimana anak-anak saya tumbuh lebih independen dan apresiatif. Setiap orang pasti memiliki prioritas yang berbeda dan saya memandang penting untuk mengetahui apa yang menjadi prioritas dalam kehidupan pribadi dan karir kita.

Menurut saya, pengorbanan yang saya lakukan ini masih tidak seberapa dibandingkan para perempuan yang memiliki waktu yang lebih terbatas lagi untuk bertemu keluarganya, ataupun mereka yang bekerja mencari nafkah di luar negeri, di luar kota ataupun di pedalaman dalam jangka waktu lama dan secara otomatis jauh dari keluarga.

Bagaimana Ibu menilai women empowerment di Indika Energy, termasuk dalam hal equal pay dan equal opportunities?

Bagi saya, leaders are leaders (pemimpin adalah pemimpin), kita tidak perlu membedakan pemimpin laki-laki atau perempuan. Khususnya di Indika Energy, saya menilai semua karyawan baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi dan berkembang menjadi seorang pemimpin.

Terkait equal pay, saya kira secara khusus di Indika Energy setiap karyawan menerima kompensasi berdasarkan kapabilitas yang mereka miliki, bukan karena gender. Pengembangan karyawan juga melibatkan semua karyawan berdasarkan potensi dan performa dari karyawan tersebut.

Masih banyak pemikiran di masyarakat, kenapa sih kok perempuan harus kerja? Menurut Ibu pemikiran apa yang perlu diubah atau dipertajam dalam hal ini?

Kenapa tidak? Perempuan juga memiliki kompetensi dan kapabilitas diri yang baik, serta dikenal multi-tasking.

Saya percaya sebagai perempuan kita juga harus mempresentasikan diri dengan baik. Kita tidak perlu bersikap “manja”, minta dikasihani, ataupun berharap diberikan dispensasi karena kita adalah perempuan. Jadilah diri sendiri yang penuh integritas, bawalah dan presentasikan diri dengan baik. Hal itu saya yakini akan membuat kita dapat bekerja dan berkontribusi maksimal dalam pekerjaan, serta memperoleh respek dari rekan kerja.

Seberapa penting peran suami dalam karir Ibu?

Sangat penting tentunya, karena suami saya juga harus dapat menggantikan peran saya ketika saya harus bepergian ke luar kota ataupun ke luar negeri. Sejak awal saya dan suami berdiskusi dan sepakat bahwa saya boleh tetap bekerja meski setelah menikah dan memiliki anak, dengan catatan bahwa anak-anak tidak boleh diasuh oleh asisten, namun harus diasuh oleh orang tua sendiri atau nenek mereka.

Hal-hal lain yang menurut saya sangat penting adalah trust, respect, dan komunikasi terbuka. Meski terkadang tidak semua hal bisa disetujui 100%, tapi saya rasa dengan memiliki ketiga elemen ini kita bisa mencari solusi yang terbaik.

Siapa yang menjadi idola Ibu? Mengapa?

Idola saya banyak, tapi role model saya sesungguhnya adalah semua ibu rumah tangga, dari mereka saya belajar dan mengambil nilai-nilai dalam menjaga keseimbangan hidup. Ini sangat penting bagi saya, betapa perempuan bisa saling melengkapi dan menginspirasi satu sama lain, termasuk dari ibu dan ibu mertua saya sendiri.

Dari aspek kemanusiaan, salah satu idola saya adalah ada Bunda Teresa karena kasih sayangnya terhadap sesama. Dia mengorbankan hidupnya untuk begitu banyak orang dan menginspirasi kita semua. Sementara dari dunia profesional, saya mengidolakan Margaret Thatcher. Dia membangkitkan Inggris dari keterpurukan ekonomi. Dengan gaya kepemimpinannya yang khas, Margaret juga percaya bahwa segala tantangan bisa dihadapi, serta yakin akan tindakan dan keputusan yang diambil merupakan yang terbaik bagi rakyatnya.

Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia, khususnya para perempuan di Indika Energy Group. Jangan takut untuk bermimpi, gapai cita-citamu setinggi langit dan jadilah perempuan yang terbaik untuk Indonesia. Be bold, be courageous, be your best!