Workplace Well-Being Ala Indika Foundation

Berbagai kebijakan menarik diterapkan di Indika Foundation untuk mendukung kesehatan mental anggota tim.

Jangan remehkan kesehatan mental karyawan. Sebuah penelitian di lima negara yang memiliki pasar tenaga kerja besar yaitu Finlandia, Jerman, Inggris, Polandia, dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa kesehatan mental di tempat kerja akan berdampak pada produktivitas perusahaan yang menurun (Gabriel & Liimatainen, 2000).

Lingkungan kerja tentu dapat berperan dalam menciptakan kenyamanan di tempat kerja (workplace well-being), termasuk aspek perhatian pada kesehatan mental karyawannya. Apalagi hal ini didukung oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), yang mencanangkan visi dari rencana aksi kesehatan mental dunia 2013-2020, bahwa kesehatan mental perlu dihargai, dipromosikan, dan dilindungi sehingga dapat berkontribusi sepenuhnya dalam lingkungan kerja.

Selaras dengan semangat itu, Indika Foundation juga menerapkan berbagai kebijakan well-being kepada para anggota timnya. Kelas Indika Foundation (Kinton) misalnya, merupakan kelas pelatihan hingga pengembangan diri yang dapat diakses oleh semua anggota tim untuk menunjang kesejahteraan mental atau fisik.

Indika Foundation juga menerapkan lingkungan organisasi yang mendukung kenyamanan atas inklusivitas dan keberagaman.

Sepanjang Januari 2022, hadir Kinton “Life Purpose”, yang memberikan pelatihan kepada tim untuk mencari, menemukan, dan menjalani life purpose dirinya masing-masing. Pelatihan yang diadakan dalam enam sesi ini menghadirkan coach profesional.

Sebelum Kinton “Life Purpose”, sudah terselenggara juga berbagai tema Kinton lain seperti Mindfulness, Mental Health, hingga Stretching for Better Work.

Disamping Kinton, terdapat kebijakan akses anggota tim untuk meminta izin “mental or physical break”. Jeda istirahat ini bisa dilakukan jika ada individu yang merasa overwhelmed dengan padatnya meeting dan pekerjaan. Caranya dengan mengajukan jeda atau istirahat dalam durasi tertentu ke atasannya langsung dan menginformasikannya ke seluruh anggota Indika Foundation, sehingga individu tersebut diharapkan dapat kembali bekerja secara optimal.

Indika Foundation juga menerapkan lingkungan organisasi yang mendukung kenyamanan atas inklusivitas dan keberagaman. Indika Foundation tidak membeda-bedakan ketika ada anggota tim yang mempunyai isu tertentu, misalnya isu kesehatan fisik dan mental. Indika Foundation juga secara sengaja tidak menerapkan persyaratan medical check up sebagai salah satu syarat rekrutmen, karena tidak ingin mendiskriminasi berdasarkan kondisi kesehatan atau kekurangan fisik.

Aku disabilitas dan punya kekurangan fisik, tapi aku merasa tidak dibedakan selama bekerja di Indika Foundation baik secara fisik, tanggung jawab, bahkan cara perlakuan.

Penerapan ini mendapat sambutan positif dari anggota tim. Tri Mairah yang merupakan alumni intern di Indika Foundation misalnya mengaku untuk pertama kalinya dirinya merasakan inklusivitas di tempat kerja. “Aku disabilitas dan punya kekurangan fisik, tapi aku merasa tidak dibedakan selama bekerja di Indika Foundation baik secara fisik, tanggung jawab, bahkan cara perlakuan. Semua sama dan tidak direndahkan. Kalau bekerja di tempat lain, mereka melihat aku karena kekurangan fisiku,” ujar Mairah.

Yang tak kalah menarik, terdapat pula fasilitas konsultasi ke psikolog jika ada anggota tim yang memerlukan dengan berbagai sebab seperti karyawan yang mengalami kedukaan keluarga inti, keluarga yang mengalami bencana alam traumatis, karyawan yang mengalami peristiwa pelecehan atau kekerasan seksual, dan sebagainya.

Berbagai kebijakan well-being tentu dapat diterapkan di berbagai organisasi lain. Jika organisasi Anda mungkin belum memulainya, tak ada kata terlambat. Atau justru berbagai kebijakan telah dilakukan sejak lama? Maka dua jempol kami accungkan untuk organisasi Anda!

 

Sumber informasi pendukung:

Gabriel, P., & Liimatainen, M. (2000, January). Mental health in the workplace: Introduction, executive summaries. International Labour Office Geneva.  Goldberg, D. (1972). The detection of psychiatric illness by questionnaire.