Jangan-jangan, Kita akan Kangen dengan Masa Pandemi ini?

Gus Muwafiq meminta kita untuk merenung lebih dalam. Akankah kita menerima Ramadan kali ini dengan penuh kekecewaan, atau justru berkah?

Setahun yang lalu di sebuah sore, mungkin kita sedang berkumpul sambil berbuka puasa bersama sahabat atau rekan kerja. Namun adanya pandemi COVID-19 membuat buka puasa bersama dalam skala besar menjadi tidak memungkinkan.

Tak kehilangan akal agar tetap dapat “berkumpul” dan mendengarkan tausiah Ramadan, keluarga besar Indika Energy Group pada 18 Mei lalu menghadiri acara Ifthar Bhinneka secara online, sambil mendengarkan tausiah dari Gus Muwafiq. Lebih dari 200 orang memadati kanal Zoom sore itu.

Dalam tausiahnya, Gus Muwafiq menyoroti kehadiran COVID-19 sebagai penanda perubahan zaman dari satu generasi ke generasi lainnya. Namun berbeda dari generasi sebelumnya dimana wabah hanya bersifat lokal, mobilitas manusia yang sekarang semakin mengglobal menjadikan wabah ini pun berskala dunia.

Dengan adanya COVID-19, Gus Muwafiq menyebut kemungkinan lahirnya peradaban baru, saat manusia berdiam di rumah, terfasilitasi dengan berbagai kebutuhannya lewat kemajuan teknologi, tanpa harus bepergian. “Dengan adanya kemungkinan ini, Indika Energy Group juga harus bisa menyikapinya dan bersiap menjadi bagian di dalamnya,” jelasnya.

Menyinggung ibadah puasa di tengah pandemi, kyai yang tinggal di Yogyakarta ini menyitir ritual puasa yang juga dilakukan penganut agama lain, seperti pemeluk agama Hindu saat Nyepi, dan pemeluk agama Kristen/Katolik saat Jumat Agung. Semua ritual puasa tersebut pada hakikatnya sebagai bentuk pengendalian diri untuk mendapatkan kekuatan.

Maka saat ini dimana terdapat wabah, puasa bisa menjadi jalan keluar untuk memperoleh kekuatan dan karenaya perlu disyukuri. “Ini merupakan kesempatan untuk mengendalikan jasmani dan rohani. Saat ini kekuatan jasmani kita justru bisa sempurna, karena badan, mulut, mata, telinga, bisa istirahat dari godaan-godaan saat kita beraktivitas di luar rumah,” ungkapnya.

Berbagai keterbatasan ibadah seperti Tarawih dan salat Idul Fitri yang dilakukan di rumah masing-masing, menurut Gus Muwafiq justru dapat menjadi hikmah tersendiri serta mendatangkan kehangatan dalam keluarga. “Puasa tahun ini ini bisa jadi puasa yang paling akan dirindukan, karena kita bisa merasakan suasana batin Ramadan di ruang yang sangat pribadi. Jangan-jangan, ketika keadaan sudah kembali normal nanti, kita akan kangen dengan kondisi berpuasa seperti ini?” tekannya.

Menjelang magrib, sesi pun dilanjutkan dengan tanya-jawab berbagai hal, mulai dari seputar Lailatul Qadar hingga pluralisme masyarakat Indonesia. Gus Muwafiq menyoroti kemajemukan masyarakat Indonesia merupakan kehendak Tuhan yang harus kita ambil hikmahnya untuk meningkatkan solidaritas terhadap sesama. Gus Muwafiq pun menutup acara dengan memimpin doa, memanjatkan permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar seluruh insan Indika Energy Group selalu sehat, dan bangsa ini dapat melewati cobaan ini dengan baik. Amin!