Cerita Inspiratif dari Hasil Monitoring Program Beasiswa Indika Energy Cerdaskan Anak Bangsa

Indika Energy Cerdaskan Anak Bangsa, merangkul putra putri karyawan dengan prestasi gemilang dan hati yang peduli terhadap kelestarian bumi pertiwi.

Indika Energy Cerdaskan Anak Bangsa (IECAB) adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Indika Energy pada tahun 2012 sebagai wujud semangat dan cita-cita untuk membangun Indonesia yang cerdas, sehat dan berbudi luhur. Peserta program adalah anak karyawan yang memiliki prestasi akademis dan non-akademis yang juga bertujuan untuk meningkatkan engagement karyawan Indika Energy dan apresiasi terhadap karyawan dengan performa yang baik. 

Program ini berawal dari kesadaran bahwa pendidikan merupakan salah satu upaya penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu bangsa dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik. Dengan pendidikan yang baik, sebuah bangsa bisa melangkah jauh ke depan.

Program ini kemudian diperkenalkan kepada subsidiaries Indika Energy Group lainnya yang disesuaikan dengan kondisi di setiap perusahaan. Saat ini, selain Indika Energy, Beasiswa Cerdaskan Anak Bangsa juga diadakan oleh Tripatra, Indika Foundation, dan Indika Indonesia Resources. Sementara Kideco dan Petrosea telah memiliki program serupa di perusahaan masing-masing.

Indika Energy Cerdaskan Anak Bangsa diinisiasi oleh Indika Energy pada tahun 2012 sebagai wujud semangat dan cita-cita untuk membangun Indonesia yang cerdas, sehat dan berbudi luhur.

Total penerima beneficiaries IECAB di Indika Energy Group hingga tahun 2021 telah mendekati 550 anak dengan jenjang Pendidikan SD hingga universitas yang tersebar di perusahaan yang tergabung dalam Indika Energy Group.

Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, sebagai salah satu persyaratan, tahun ini Indika Energy menyertakan aspek komitmen dan inisiatif terhadap lingkungan saat seleksi calon penerima beasiswa. Cakupan peserta pun bertambah luas, tidak hanya untuk karyawan Indika Energy saja, tetapi juga merangkul anak-anak dari frontliner yang mendukung kelangsungan operasional perusahaan.

Inisiatif hijau penerima beasiswa merupakan bagian dari aspirasi Indonesia dan Indika Energy menuju netral karbon pada tahun 2060 dan 2050. Program ini diharapkan akan menumbuhkan kecintaan dan awareness generasi muda Indonesia akan kelestarian alam sehingga mereka akan lebih menghargai lingkungan. 

Program ini juga akan menjadi pilot project untuk diterapkan subsidiaries ke depannya. Terbayang jika satu orang menanam/ menjaga satu pohon saja, maka akan ada ribuan pohon yang tetap terjaga di bumi ini jika dilakukan bersama-sama.

Untuk bisa mendapatkan beasiswa, calon peserta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, pertama, menuliskan deskripsi terkait ide, inisiatif dan komitmennya dalam upaya menjaga lingkungan sekitar yang lebih hijau selama periode beasiswa.

Kedua, memilih jenis aktivitas hijau yang akan dijalankan dengan mencakup salah satu hal berikut; penanaman pohon atau upaya pengurangan emisi lingkungan dengan merawat pohon yang sudah ada. Sedangkan yang ketiga yaitu melengkapi dan menyerahkan form monitoring secara daring setiap bulan sejak beasiswa diterima.

Program beasiswa Lingkar Pohon yang mengintegrasikan aspek pendidikan dan kepedulian lingkungan dari generasi muda untuk keberlanjutan Indonesia.

Penyertaan inisiatif hijau ini ke dalam persyaratan IECAB 2021 juga merupakan implementasi dari Ajang Kreasi Inisiatif Hijau sebuah kompetisi yang diadakan akhir tahun lalu yang mengajak seluruh karyawan untuk menyampaikan ide dan gagasan inovatif yang bisa diimplementasikan oleh perusahaan masing-masing untuk melakukan konservasi lingkungan dan mendukung pencapaian netral karbon pada tahun 2050.

Pemenang kompetisi tersebut, Aditio Tantra dari Indika Foundation menggagas program beasiswa Lingkar Pohon yang mengintegrasikan aspek pendidikan dan kepedulian lingkungan dari generasi muda untuk keberlanjutan Indonesia. Hal ini didasari akan pentingnya peran edukasi dalam upaya peningkatan kesadaran generasi penerus untuk turut menjaga lingkungan. 

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pelaksanaan program, panitia program juga melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev). Secara prinsip, monitoring dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung untuk memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai rencana. Bila ditemukan penyimpangan atau keterlambatan maka bisa segera diantisipasi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana. Sedangkan evaluasi diperlukan saat akhir kegiatan, hasil evaluasi akan bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama untuk pelaksanaan berikutnya.

Hingga saat ini, dari hasil monitoring, terdapat banyak hal positif dari progres pelaksanaan program. Para peserta mendapat berbagai pengalaman menyenangkan saat berproses menjaga lingkungan. Para peserta juga mendapat pengetahuan-pengetahuan baru dari orang tuanya terkait wawasan lingkungan yang berkelanjutan. Magnolia Bahiyah Hasibuan, yang merupakan putri dari Ramzy Hasibuan, karyawan Indika Foundation misalnya, mengatakan bahwa dia mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan dari orang tuanya. “orang tua saya mengajarkan saya cara menjaga lingkungan, mulai dari menghemat air hingga merawat tanaman yang sudah ada di kebun kecil rumah kami.” tutur peserta berusia 13 tahun tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Meliana Alika Yasmin, putri dari Sep Ali karyawan ISS yang saat ini berusia 15 tahun “Pesan orang tuaku, kita harus menjaga kelestarian lingkungan dengan berhemat penggunaan energi listrik, air juga menanam pohon disekitar rumah dan melakukan daur ulang barang-barang yang bisa dipergunakan kembali” jelasnya.

Semoga sampah di bumi dapat berkurang dan  bumi selalu hijau, dimulai dari rumah kita sendiri.

Sementara itu Khanza Denyah Rahmania, yang berumur 8 tahun, dan merupakan putri dari Nenyah karyawan Virtus mulai membiasakan diri untuk tidak sembarangan membuang sampah dan mengurangi potensi sampah dengan melakukan penggunaan berulang untuk barang-barang tertentu. “Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya, menekan produksi sampah dengan menggunakan barang yang dapat dipergunakan berulang-ulang dan tidak merusak lingkungan sekitar, karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melakukannya.” ucap Khanza.

Tak kalah seru, Shaheen Nurindra Hidayat, yang kini berusia 10 tahun, dan merupakan putra dari Nurhidayat Firmansyah karyawan Indika Energy bercerita dengan antusias saat berkegiatan bersama dengan keluarga dalam membuat kompos. “Shaheen bersama kakak Shameera, Ummi dan Abi sedang belajar membuat kompos dengan metode bokashi, urban composter bin, semoga sampah di bumi dapat berkurang dan  bumi selalu hijau, dimulai dari rumah kita sendiri,” cerita Shaheen.

Berbagai cerita inspiratif dari peserta program untuk lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan tersebut diharapkan menjadi awal untuk terus melakukan aksi baik dan inisiatif hijau di lingkungan sekitarnya, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bumi pertiwi. Yuk kita ajak keluarga kita untuk bersama-sama menjadi inisiator hijau di lingkungan masing-masing!