22 Tahun Indika Energy, Dukung Keberlanjutan Indonesia

Indika Energy menggelar berbagai kegiatan termasuk diskusi solusi perubahan iklim dan flagship program keberlanjutan.

Genap 22 tahun Indika Energy berusia. Rabu, 19 Oktober lalu, Indika Energy menggelar syukuran atas hari jadinya yang ke-22 melalui INDY Fest 2022 – festival virtual yang membahas upaya keberlanjutan menuju pencapaian komitmen netral karbon. Upaya kolaboratif seluruh pihak untuk berperan aktif mengakselerasi upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi kunci.

Mengusung tema Energizing Indonesia for a Sustainable Future, INDY Fest 2022 membahas topik hangat terkait kesiapan Indonesia bertransisi menuju kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan serta manajemen hutan di Indonesia sebagai upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan memperhatikan protokol kesehatan, acara ini disiarkan secara langsung melalui channel sosial media NET. dan Indika Energy yang secara fisik dihadiri oleh Danto Restyawan, Direktur Sarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan; Satyawan Pudyatmoko, Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM); Jamartin Sihite, CEO Borneo Orangutan Survival Foundation; dan Ridwan Hanif, Automotive Influencer.

Mewakili Indika Energy, INDY Fest 2022 juga dihadiri oleh Azis Armand, Vice President Director and Group CEO Indika Energy; Purbaja Pantja, Director and Group Chief Investment Officer Indika Energy; dan Leonardus Herwindo, President Director Indika Nature. 

Dalam paparannya pada sesi pertama INDY Fest, Danto menuturkan gambaran kesiapan pemerintah dan roadmap menuju pengembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air. Sementara itu, Purbaja Pantja dan Ridwan Hanif menuturkan perspektif sebagai pelaku industri kendaraan listrik dan publik terhadap perkembangan kendaraan listrik di tanah air. 

Sementara itu di sesi kedua INDY Fest menghadirkan diskusi tentang pengelolaan hutan berkelanjutan, Satyawan menuturkan tentang pola kolaborasi yang diharapkan antar stakeholders – termasuk dengan pihak swasta dan NGO. Pada kesempatan ini, Leonardus juga menceritakan terkait dukungan Indika Energy melalui Indika Nature yang mengelola lebih dari 160 Ha di Kalimantan Timur untuk mendukung pengelolaan jejak karbon Indonesia.  Pengelolaan hutan berkelanjutan ini tentunya juga akan mempengaruhi biodiversitas dan fauna di Indonesia, seperti yang dituturkan oleh Jamartin.

Flagship Program sebagai Bagian dari Komitmen Keberlanjutan

Menjadi salah satu tujuan perusahaan untuk menjaga kelestarian bumi pertiwi untuk generasi penerus bangsa, penanaman mangrove dan pemeliharaannya juga terus dilakukan secara berkelanjutan oleh Indika Energy Group. Sejak 2010, hingga kini Indika Energy telah menanam dan merestorasi lebih dari 100.000 mangrove di Indonesia. Mangrove adalah ekosistem pesisir yang penting dan Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia. 

Kolaborasi dan engagement dengan para stakeholders menjadi salah satu pendekatan Indika Energy dalam mewujudkan aspirasi netral karbon. Sebagai salah satu flagship program, Indika Energy akan bekerjasama dengan BRGM dalam program rehabilitasi dan restorasi mangrove yang saat ini difokuskan di Provinsi Kalimantan Timur dengan total area seluas 250 Ha.

Bagi Indika Energy, keberlanjutan adalah hal yang terpenting. Kami ingin menyediakan energi untuk negeri melalui spektrum yang lebih luas, dengan integritas yang kuat dan profesionalisme tertinggi dalam mendukung kemajuan masyarakat.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk berkontribusi membantu pencapaian target rehabilitasi mangrove pemerintah di Tanah Air. Selain itu, penanaman mangrove juga dinilai tidak hanya memberikan dampak terhadap lingkungan, namun secara terintegrasi dapat meningkatkan perekonomian dan sosial masyarakat setempat. 

Selain lingkungan, upaya peningkatan kualitas generasi penerus Indonesia juga menjadi perhatian Perusahaan. Indika Energy menjajaki program pencegahan stunting di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dengan mengembangkan dan memperbesar skala Program CANTING (Cegah dan Tangani Stunting) yang dijalani oleh Kideco Jaya Agung, salah satu anak usaha Indika Energy.

Diharapkan program ini nantinya sejalan dengan upaya-upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Tingkat prevalensi stunting di Indonesia tahun 2021 sebesar 24,4%. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting nasional ke level 14% di tahun 2024. 

“Indika Energy bangga menjadi perusahaan nasional yang turut melayani masyarakat Indonesia. Kami ingin mewujudkan transisi energi dan berkomitmen untuk mencapai netral karbon pada tahun 2050 dan meningkatkan pendapatan kami dari sektor non-batubara menjadi setidaknya 50% pada tahun 2025,” tutur Azis.

Menurut Azis sebagai bagian dari transisi dan proses diversifikasi, Indika Energy berinvestasi pada sektor energi terbarukan, teknologi digital, kendaraan listrik, nature-based solutions dan bisnis berkelanjutan lainnya. “Bagi Indika Energy, keberlanjutan adalah hal yang terpenting. Kami ingin menyediakan energi untuk negeri melalui spektrum yang lebih luas, dengan integritas yang kuat dan profesionalisme tertinggi dalam mendukung kemajuan masyarakat,” tutup Azis.

Indika Energy juga berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia, sektor kendaraan listrik, mineral serta digital di Indonesia.

Kontribusi Lebih dari Dua Dekade Membangun Indonesia

Indika Energy telah berdiri sejak tahun 2000. Namun sebagai sebuah Grup usaha, Indika Energy telah turut membangun Indonesia lebih dari lima dekade melalui pemenuhan kebutuhan energi yang penting untuk mendukung perekonomian dan juga proyek-proyek strategis energi dan infrastruktur di seluruh penjuru Nusantara.

Anak perusahaan Indika Energy misalnya Tripatra telah membangun berbagai mahakarya industri energi nasional berskala besar. Pada tahun 1975, Tripatra mengerjakan proyek pasokan gas kepada pabrik pupuk terbesar di Sumatra Selatan, dan pada tahun 1993 mengerjakan proyek fasilitas pemrosesan dan kompresi gas di Arun, Aceh. 

Sementara itu, Kideco memasok batubara bersih ramah lingkungan untuk pembangkit listrik tenaga uap yang menjadi kunci penggerak roda ekonomi masyarakat Indonesia. Batubara yang ditambang Kideco diakui secara global sebagai salah satu golongan batubara terbersih karena kandungan sulfurnya yang sangat rendah yaitu 0,1% serta kadar abu yang rendah sebesar 2,5%. 

Indika Energy juga berkomitmen untuk terus mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia, sektor kendaraan listrik, mineral serta digital di Indonesia.